Berita Ungaran
Nasib Jalan Ambles ke Jurang di Kalongan Ungaran, Pemerintah Gunakan Solusi Jangka Pendek
Jalan Arjuna, akses Ungaran-Mranggen di Desa Kalongan ambles akibat tanahnya longsor.
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Jalan Arjuna, akses Ungaran-Mranggen di wilayah Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang yang ambles akibat tanahnya longsor ke jurang tampak kian memanjang dibanding awal kejadian pada Februari 2022 lalu.
Dari pantauan Tribunjateng.com pada Kamis (12/5/2022) hari ini, terlihat retakan dan amblesnya aspal di sana diperkirakan sepanjang lebih dari 50 meter.
Keretakan yang paling besar di salah satu bagian membuat jalan aspal itu beda tinggi sedalam sekitar dua meter.
Pagar jalan itu pun masih terlihat longsor ke jurang sedalam puluhan meter.
Akibatnya, jalan itu tak bisa dilalui kendaraan, terutama mobil, truk dan lainnya.
Warga setempat menutup akses ke jalan itu dan memberi tanda peringatan longsor.
Sementara itu, pemotor-pemotor masih nekat menggunakan jalan yang ambles itu lantaran masih terdapat lajur kecil yang bisa dilewati.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang, Totit Oktoriyanto, menuturkan bahwa pihaknya masih mengupayakan solusi jangka pendek, yakni pengalihan arus lalu lintas sebagai jalur alternatif kendaraan.
Kendaraan dialihkan melewati wilayah permukiman warga setempat yakni di sekitar Dusun Bandungan, Desa Kalongan.
“Yang dipakai (alternatif) itu jalur jalan desa. Kami masih membangun atau mengoptimalisasi pekerjaan di bagian tikungan-tikungan dan persimpangan-persimpangan di jalur alternatif,” tuturnya kepada Tribunjateng.com.
Totit menerangkan bahwa pihaknya masih belum dapat mengatasi keretakan jalan itu dengan melakukan perbaikan untuk saat ini.
Menurutnya, penyebabnya adalah kondisi tanah di sana yang merupakan tanah bergerak.
“Belum berani memperbaiki, tanah masih bergerak. Sampai sekitar KM 426-427 (Tol Ungaran), daerah Penggaron itu daerah tanah bergerak. Rencana sementara kajian awal kami bersama Bupati, BPBD dan lainnya adalah pengalihan ruas,” terangnya.
Sementara itu, seorang warga, Raditya Bima, mengungkapkan bahwa ia terpaksa melewati jalan itu meski ditutup karena ia merupakan penduduk setempat.
“Karena saya rumahnya di dekat sini,” ujar warga Dusun Kajangan, Desa Kalongan itu. (*)