Berita Jateng
Setahun Berjalan, Polda Jateng Konsisten Asuh Puluhan Pelajar dan Mahasiswa Asli Papua
Sejumlah 66 warga asli Papua resmi diangkat Polda Jateng sebagai anak asuh pada awal April 2021 lalu.
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sejumlah 66 warga asli Papua resmi diangkat Polda Jateng sebagai anak asuh pada awal April 2021 lalu.
Genap setahun berlangsung, Polda Jateng berupaya konsisten untuk menjalin silaturahmi dan kedekatan dengan puluhan mahasiswa tersebut.
Di lingkup Polda Jateng, seluruh pejabat mulai Kapolda dan pejabat mempunyai keluarga asuh mahasiswa dan pelajar asli Papua
Tak ketinggalan, para Kapolres juga rajin bersilaturahmi dan mengangkat anak asuh orang asli Papua yang menjalani studi di wilayah kerja mereka.
Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol M Iqbal Alqudusy menjelaskan hingga saat ini silaturahmi antar orang tua asuh dengan mahasiswa serta pelajar asli Papua tetap terjalin akrab.
Hubungan keluarga asuh ini tampak lebih dekat ketika para mahasiswa dan pelajar itu mengungkapkan kesulitan mereka dalam menempuh studi maupun kehidupan sehari-hari.
"Hubungan antar orang tua asuh dan adik-adik asli Papua itu cukup akrab. Mereka sudah menganggap kita sebagai bagian dari keluarga mereka di rantau.
Sebaliknya kita juga berempati dan berupaya agar mereka tetap semangat dan nyaman belajar di Semarang maupun kota lain di Jawa Tengah," ungkap Kabidhumas, Selasa (10/5/2022).
Keberlangsungan program ini, kata Iqbal, selalu ditekankan Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi.
Sebagai penginisiasi kegiatan, Kapolda ingin para pelajar dan mahasiswa itu nyaman dan kerasan belajar di rantau.
"Harapan kita, para keluarga yang ditinggal di Papua tidak menaruh rasa khawatir.
Ini lho, anak-anak mereka juga sudah punya keluarga di Jawa Tengah. Jadi tidak perlu khawatir, jika ada kesulitan bisa hubungi kami atau langsung kontak dengan anak-anak mereka," lanjutnya.
Menurut Iqbal, gagasan awal program anak asuh pada pelajar dan mahasiswa orang asli Papua berawal dari keinginan Kapolda Jateng untuk menunjukkan bahwa Jawa Tengah adalah tempat yang aman dan nyaman untuk belajar.
"Kita ingin keluarga yang melepas anaknya studi di Jawa tidak was-was.
Memang ada perbedaan budaya, dan itu bisa menimbulkan sedikit permasalahan.
