Guru Berkarya
Belajar Bersama dengan Modeling the Way
Belajar merupakan kegiatan yang menghasilkan adanya perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu.
Oleh: Anik Muryaningrum SPdSD, Guru SDN 1 Mojorebo Kec Wirosari Kab Grobogan
BELAJAR menurut Rahmi Ramadhani (2020) merupakan proses memperoleh ilmu. Belajar merupakan kegiatan yang menghasilkan adanya perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mampu menjadi mampu. Sedangkan pembelajaran mengacu pada dua konsep, yakni belajar dan mengajar. Pembelajaran merupakan proses yang kompleks dengan menghadirkan kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh siswa serta kegiatan mengajar yang dilaksanakan oleh guru. Belajar dan pembelajaran merupakan dua kegiatan yang beriringan dan saling terkoneksi satu dengan lainnya. Artinya, proses pembelajaran tidak akan berhasil jika kegiatan belajar tidak hadir. Sebaliknya, jika komponen mengajar pada proses pembelajaran tidak dijalankan dengan baik, maka kegiatan pembelajaran juga akan timpang dan tidak mencapai hasil yang maksimal.
Berangkat dari pandangan tersebut, belajar merupakan rutinitas kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Rutinitas itu kadang-kadang dapat menimbulkan kejenuhan pada diri siswa. Oleh karena itu, diperlukan cara mengajar yang dapat menciptakan suasana belajar menyenangkan. Harapannya tidak akan muncul kebosanan pada diri siswa. Yang ada adalah semangat siswa untuk selalu belajar.
Anak-anak usia SD memiliki karakteristik tersendiri. Mereka biasanya lebih senang ketika belajar bersama dan terlibat langsung dalam kegiatan. Mengingat hal itu, guru perlu mengenali karakteristik mereka agar dapat memilih dan menerapkan cara mengajar yang tepat.
Menurut Wijaya (2011) metode Modeling the Way merupakan suatu metode pembelajaran yang membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta/data yang benar. Penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan.
Penerapan metode Modeling the Way di kelas V SD Negeri 6 Wirosari yaitu saat mempelajari tema 7 subtema 2 pembelajaran 1 dan 2 tentang perpindahan kalor di sekitar kita. Pada pembelajaran 1 siswa diajak mempelajari perpindahan kalor secara konduksi. Pada pembelajaran 2 siswa diajak mempelajari perpindahan kalor secara koveksi. Siswa diberikan kesempatan untuk belajar bersama dengan anggota kelompoknya untuk mencari jawaban atas perpindahan kalor dengan cara memperagakan serta mengamati. Media dan bahan yang digunakan untuk pembelajaran 1 yaitu sebuah sendok dari logam, air panas, dan gelas bening. Media dan bahan untuk pembelajaran 2 yaitu es batu berwarna atau es lilin, air panas, dan gelas bening.
Langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode Modeling the Way adalah sebagai berikut. Pertama, guru menjelaskan topik atau materi yang akan diajarkan, lalu membagi siswa ke dalam beberapa kelompok kecil. Kelompok-kelompok ini pada pembelajaran 1 mendemonstrasikan keterampilan dalam menyelidiki perpindahan kalor secara konduksi. Pada pembelajaran 2 siswa mendemonstrasikan keterampilan dalam menyelidiki perpindahan kalor secara konveksi sesuai dengan skenario. Selanjutnya guru memberikan waktu 10-15 menit kepada siswa untuk menciptakan skenario kerja dan member waktu 5-7 menit untuk berlatih. Secara bergiliran setiap kelompok mendemonstrasikan kerja masing-masing. Selesai demontrasi, kelompok lain memberikan masukan atau apresiasi terhadap demonstrasi yang telah dilakukan. Terakhir, guru memberikan penjelasan secukupnya.
Keunggulan penerapan metode Modeling the Way dalam pembelajaran antara lain dapat merangsang siswa untuk lebih aktif, perhatian siswa menjadi terpusat sehingga proses belajar menjadi lebih terarah. Selan itu, juga dapat menambah pengalaman dan membantu siswa mengingat lebih lama tentang materi yang dipelajari.
Kelemahannya antara lain memerlukan persiapan yang lebih matang dan waktu yang banyak, memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai. Kelemahan-kelemahan tersebut dapat diatasi dengan persiapan yang matang dari guru sehingga pembelajaran dengan metode Modeling the Way berjalan sesuai yang diharapkan. (*)