Berita Semarang
Cerita Anak Jalanan Semarang Lawan Kerasnya Hidup Tanpa Bekal Imunisasi Dasar Lengkap
Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) masih jadi barang mewah bagi anak jalanan di Semarang.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) masih menjadi barang mewah bagi anak jalanan di Kota Semarang.
Para anak jalanan terpaksa tumbuh di tengah kerasnya Kota tanpa mendapatkan hak dasar kesehatan mereka.
Kendati digembar-gemborkan bahwa imunisasi gratis dan mudah diakses oleh pemerintah.
Faktanya, ada anak jalanan di Kota Semarang yang kesusahan mengakses pelayanan itu baik terkendala Administrasi Kependudukan (adminduk)maupun harus menghadapi pungutan liar (pungli).
Pengamatan Tribunjateng.com di lapangan, para anak jalanan banyak ditemukan di pusat kota maupun di pinggiran Kota Semarang.
Di antaranya banyak ditemukan di depan Swalayan ADA Banyumanik. Sekitaran Tugu Muda Semarang, depan Kampus Stekom Krapyak Semarang, maupun di sejumlah traffic light jalan arteri Kota Semarang.
Meskipun Pemerintah Kota mengklaim keberadaan anak jalanan di Kota Semarang sedikit.
Faktanya, mereka berjumlah puluhan yang harus hidup di jalanan dengan kondisi kesehatan yang tak terpantau.
Mereka terpaksa ikut bersama orangtuanya hidup di jalan.
Bahkan mereka terpaksa bekerja dengan menjadi pemulung, berjualan koran, dan mengemis.
Di antaranya Aldi (4) anak jalanan di Kota Semarang yang ikut hidup di jalan bersama ibunya.
Anak Jalanan Semarang
Aldi (4) malam itu tampak berlarian riang di pinggiran trotoar jalan. Di sudut traffic light perempatan jalan dekat Polda Jateng, Kota Semarang, Ibunya, Jumaria (27), tengah asyik mengenjreng kentrung untuk memanen uang koin.
Aldi tak jauh berbeda dengan anak seusianya, lincah dan riang.
Bedanya, ia anak jalanan yang tumbuh dengan kerasnya keadaan.