Guru Berkarya
Serunya Belajar Huruf Hijaiyah dan Harakat dengan Media Plastisin
Pendidikan di sekolah dasar tidak hanya memberikan bekal kemampuan pengetahuan tetapi juga sikap dan keterampilan sebagai proses pengembangan diri.
Oleh: Walidi SPdI, Guru SDN Mranggen 03 Kec Polokarto Kab Sukoharjo
PENDIDIKAN merupakan usaha sadar dan terencana dalam mewujudkan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, kepribadian, berakhlak mulia, serta memiliki keterampilan yang diperlukan ketika bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan di sekolah dasar tidak hanya memberikan bekal kemampuan pengetahuan saja tetapi juga sikap dan keterampilan sebagai proses pengembangan diri dan sosial untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai salah satu mata pelajaran di tingkat sekolah dasar (SD) menurut Muhaimin (1996) adalah suatu upaya membuat peserta didik dapat belajar, butuh belajar, terdorong belajar, mau belajar dan tertarik untuk terus-menerus mempelajari Agama Islam, baik untuk mengetahui bagaimana cara beragama yang benar maupun mempelajari Islam sebagai pengetahuan. Pembelajaran PAI memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan nilai-nilai spiritual yang salah satunya diaplikasikan melalui pemahaman dan penguasaan terhadap baca tulis Al-Qur’an.
Namun pada kenyataannya, tidak sedikit guru sekolah dasar menemui problematika terkait pemahaman dan penguasaan baca tulis Al-Qur’an siswa. Salah satunya kesulitan dalam membedakan huruf hijaiyah dan harakat. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri karena latar belakang sosiologi peserta didik yang multikultural.
Dalam pembelajaran PAI materi mengenal huruf hijaiyah dan harakatnya pada peserta didik kelas 1 SDN Mranggen 03 Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo, guru menggunakan alat bantu/media plastisin untuk menerangkan materi dan memfasilitasi peserta didik agar aktif belajar. Plastisin adalah adonan lunak dengan berbagai warna yang dapat dibuat menjadi bentuk yang lain. Bermain plastisin memberikan kesenangan dan kepuasan pada anak-anak (Reni Puspita Sari dkk.,2015). Plastisin menjadi salah satu media pembelajaran alternatif yang menyenangkan, bisa memotivasi peserta didik, dan mengesankan.
Dengan media plastisin yang berwarna-warni dan sudah dibentuk huruf-huruf hijaiyah dan harakat, guru mengenalkan huruf dengan cara diangkat, dibolak-balik sambil diucapkan hurufnya dengan benar sehingga peserta didik langsung bisa melihat huruf dan mendengar secara jelas. Selanjutnya peserta didiki juga diberi plastisin yang masih utuh belum berbentuk huruf hijaiyah supaya dibuat huruf secara kelompok-kelompok, dengan kemampuan heterogen, jenis kelamin berbeda, saling membantu, dan memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Alasan memilih plastisin selain murah, mudah didapat dan aman, plastisin sangat efektif digunakan sebagai media pembelajaran anak-anak dalam memahami berbagai bentuk termasuk bentuk huruf hijaiyah dan harakatnya. Anak dengan mudah memahami bentuk huruf hijayah dan harakat karena anak akan langsung praktik mengenal dan membentuk huruf dengan rasa senang, kreatif, dan tidak bosan.
Penggunaan media plastisin dalam materi mengenal huruf hijaiyah dan harakatnya menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan. Pemanfaatan media plastisin mampu melatih kemampuan sensorik yakni peserta didik belajar tentang tekstur dan cara menciptakan sesuatu. Bermain plastisin juga bisa mengasah kemampuan berpikir peserta didik. Semua anak akan tertantang untuk berpikir aktif dalam proses pembelajaran Yang tidak kalah penting, media plastisin dapat memupuk kemampuan sosial peserta didik. Hal ini karena dengan bermain bersama memberi kesempatan berinteraksi yang akrab, dan bisa belajar bahwa bermain bersama sangat menyenangkan. (*)