Guru Berkarya
Mengoptimalkan Pengajaran Sastra Indonesia pada Jenjang SMP
Pelajaran Bahasa dan sastra lebih mengedepankan pendekatan komunikatif, artinya pendekatan yang lebih menekankan Bahasa sebagai alat komunikasi.
Oleh: Ida Arijani SPd, Guru SMPN 4 Polokarto Sukoharjo
BAHASA dan Sastra Indonesia adalah dua hal yang saling terkait, karena sastra merupakan hasil budidaya bahasa yang ditunjang dengan berbagai aspek baik sosial, psikologi, religi, histori dan sebagainya. Sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna dengan bahasa sebagai mediumnya (Pradopo, 1995).
Namun demikian dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia saat ini ibaratnya saling beradu punggung, dalam satu ikatan tetapi pandangan tidak menyatu. Pelajaran Bahasa dan sastra lebih mengedepankan pendekatan komunikatif, artinya pendekatan yang lebih menekankan bahasa sebagai alat komunikasi bukan sebagai ilmu, sedangkan tujuan pengajaran sastra sebenarnya memiliki dua sasaran, yaitu agar siswa memperoleh pengetahuan dan pengalaman sastra.
Pada pendekatan komunikatif materi ajar lebih menekankan pada wacana. Wacana yang digunakan dalam berbagai komunikasi, sehingga ada wacana lisan dan tulis, wacana sastra dan non-sastra. Wacana yang berkaitan dengan sastra misalnya puisi lama, puisi baru, cerpen, novel, drama. Namun demikian pengenalan , analisis, tentang karya-karya yang benilai sastra sangat minim . Akibatnya siswa menjadi tidak mengerti apa itu bacaan yang bernilai sastra.
Menurut Prof. Suwarsih Madya bahwa pengajaran sastra dapat memberikan andil yang signifikan terhadap keberhasilan pengembangan manusia yang diinginkan, asalkan dilaksanakan dengan pendekatan yang tepat, yaitu pendekatan yang dapat merangsang terjadinya olah hati, olah rasa, olah pikir dan olah raga. (http://ganeca.blogspirit.com) . dari pendapat tersebut Penulis sepakat bahwa pengajaran sastra saat ini yang perlu dioptimalkan dengan segala sumber daya yang ada untuk memperkuat nilai kemanusiaan dalam diri siswa. Pengajaran sastra harus dikembangkan sejak dini di tingkat sekolah supaya bahasa menjadi budaya dan kepribadian manusia Indonesia
Pengoptimalan pengajaran sastra terletak pada kepiawaian guru. Seorang guru dituntut untuk menciptakan suasana pembelajaran yang PAIKEM, yaitu pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Disamping sebagai seorang fasilitator, guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada pengajaran sastra yang diberikan serta dapat menerapkan metode dan sumber belajar yang bervariasi. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didiknya untuk aktif dan produktif sebagai hasil dari respon yang dapat menghasilkan input dan outcome sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Pendidikan tidak hanya menitikberatkan kepada pengetahuan saja, mengkritisi teori dan dipandang abstrak. Guru harus mampu membuat hal baru yang kreatif dan inovatif dalam pengajaran sastra, Guru harus bisa mengapresiasi dan menularkan kebermaknaan sastra kepada peserta didiknya, tidak hanya sekedar memberi tugas untuk mencipta karya sastra misalnya membuat puisi, memperkenalkan unsur instrinsik dan ekstrinsik . Memperkenalkan karya-karya sastra yang mendunia dan legendaris akan membuat siswa bangga. Guru sebaiknya juga memperkenalkan kepada peserta didiknya keindahan sastra, dengan cara mengapresiasi dan menganalisis sastra sesuai perkembangan psikologis anak.
Pada praktiknya pembelajaran sastra di SMP yang termuat dalam berbagai teks wacana diformulasikan semenarik mungkin dengan metode yang menyenangkan . Kapasitas keilmuan kesusastraan pada guru juga harus ditingkatkan sehingga bisa dengan leluasa menyampaikan pembelajaran kesusastraan kepada siswa.
Kurikulum memang suatu pedoman dan media dalam pembelajaran. Sehebat apapun materi kurikulum tidak berguna tanpa guru yang kreatif. Materi Sastra Indonesia yang tertuang di dalam kurikulum akan berkembang di tangan guru-guru bahasa Indonesia yang memiliki banyak ide, inovatif, dan imajinatif. Guru yang demikian akan terus berimprovisasi untuk mengoptimalkan pembelajaran bahasa (sastra) Indonesia. (*)
Meningkatkan Kinerja Guru dengan Kelengkapan Sarpras dan Supervisi KS |
![]() |
---|
Pembelajaran Kraton Ngayogyakarta dengan Metode Mind Mapping |
![]() |
---|
Belajar Materi Pola – Pola Hereditas dengan Media Kartu Persilangan |
![]() |
---|
Meningkatkan Minat Matematika dengan Model Pembelajaran Kontekstual |
![]() |
---|
Belajar membaca dan Memahami Teks descriptive dengan Teknik Kuota |
![]() |
---|