Berita Jepara
Sejarah bagi Warga Pulau Nyamuk Jepara, Pertama Kali Nonton Wayang di Kampung Halaman Sendiri
Warga Pulau Nyamuk, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara mesti berpikir dua kali jika ingin menanggap pertunjukkan kesenian, seperti wayang
Penulis: Muhammad Yunan Setiawan | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Tinggal di Pulau terpencil memang tidak mudah menikmati pentas seni tradisional.
Warga Pulau Nyamuk, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara mesti berpikir dua kali jika ingin menanggap pertunjukkan kesenian, seperti wayang.
Perjalanan dari Jepara menuju Pulau Nyamuk tidak sebentar.
Orang yang mau menuju ke pulau terpencil itu mesti dua kali menaiki kapal. Pertama rute Jepara Karimunjawa.
Kemudian pindah kapal untuk melanjutkan ke Pulau Nyamuk.
Bukan hal yang aneh jika pulau yang dihuni 660 jiwa itu amat antusias menyambut pertunjukkan wayang di kampung halamannya pada Jumat (13/5/2022), di depan kantor balaidesa.
Baca juga: Jelang PPDB 2022, Berikut Daftar 20 SMA Terbaik di Jawa Tengah Versi LTMPT
Baca juga: Heboh Bakso Tikus di Karawang, Polisi Ungkap Hasil Uji Lab dan Minta Masyarakat Tak Khawatir
Itu untuk pertama kalinya pertunjukkan wayang di Desa Nyamuk, Pulau Nyamuk.
"Selama saya tinggal di sini seingat saya memang belum pernah ada wayang. Generasi lebih tua dari saya juga belum pernah nonton wayang di sini," kata Muaziz, Kepala Desa Nyamuk, kepada Tribun Muria, menjelang pertunjukkan wayang, Jumat (13/5/2022).
Pria 31 tahun itu menceritakan, beberapa warga memang pernah menonton wayang, tapi harus ke Karimunjawa atau ke Jepara.
Menurutnya, selama ini warga yang menyukai wayang hanya bisa menyimak melalui siaran radio. Selain itu, mereka belum pernah menonton langsung wayang di Pulau Nyamuk.
Penantian lama membuahkan hasil. Sekira pukul 21.00, Dalang Ki Hadi Purwanto memulai pertunjukkan.
Dalang asal Desa Bandengan, Kecamatan Jepara itu memainkan lakon Semar Bangun Jiwo.
Di awal-awal pertunjukkan, ia melempar guyonan ke penonton.
"Iki wedang kopi kok rak ono (Ini wedang kopi kok tidak),"
"Yo rak maido, petinggine wae nembe iki delok semar (ya tidak usah mengeluh, kepala desanya saja baru pertama kali lihat Semar)," celetuk si dalang.