Dongeng Pertempuran Hiu dan Buaya, Asal Usul Kota Surabaya
Asal usul Kota Surabaya Dahulu, dilautan luas sering terjadi perkelahian antara Ikan Hiu Sura dengan Buaya Baya. Mereka berkelahi hanya karena berebut
Penulis: Puspita Dewi | Editor: galih permadi
Dikutip dari Goodnewsfromindonesia.id, Ikan Sura (Suro) dan Buaya (Boyo) merupakan lambang kehidupan laut dan darat yang notabene menjadi gambaran wilayah pantai Surabaya.
Di dua alam ini ada dua penguasa dengan habitat bertetangga yang berbeda, tetapi dapat bertemu di muara sungai.
Kisah itu memberi pesan bahwa seberapa besarpun perbedaan dua latar belakang, tidak akan dipungkiri pasti selalu ada cara untuk dipertemukan.
Untuk itu, kerukunan menjadi satu-satunya pilihan agar masyarakat dari berbagai latar belakang bisa hidup bersama daripada harus hidup membatasi diri dan tidak mau berbaur dengan banyak orang.
Hal ini juga memberikan gambaran tentang warga Surabaya yang dapat menyatu, walaupun asalnya berbeda.
Dirangkum dari laman resmi Pemerintah Kota Surabaya, Surabaya adalah kota terbesar dan tertua di Indonesia, dengan total luas 330,45 km2 dan jumlah penduduk lebih dari 3 juta orang di malam hari dan lebih dari 5 juta orang di jam kerja.
Nama Surabaya pun muncul dalam Nagarakretagama, pidato Raja Hayamwuruk dari Kerajaan Majapahit yang ditulis pada daun lontar di 1365. Sejarawan juga percaya bahwa armada Kubilai Khan dipukuli di sekitar area pelabuhan Surabaya di 1293.
Pada 31 Mei 1293, terdapat pertempuran di mana Raden Wijaya yang merupakan pendiri dan raja pertama Kerajaan Majapahit mampu mengalahkan pasukan Mongol.
Kemudian, Raden Wijaya menjadi raja pertama Kerajaan Majapahit pada 10 November 1293. Akibat kekalahan tersebut, pasukan Mongol terpaksa mundur ke laut dalam kejaran pasukan Majapahit dan meninggalkan tanah Jawa kembali ke China.
Kedatangan pasukan Mongol ke Jawa awalnya untuk menyerang Kerajaan Singasari lantaran Raja Singasari yakni Kertanegara menyiksa utusan Mongol. Peristiwa tersebut kemudian dijadikan sebagai tanggal berdirinya Kota Surabaya.
Warga Surabaya, berasal dari berbagai suku, agama, etnis dan ras, namun dapat hidup rukun dalam bermasyarakat.
Umumnya warga Surabaya menyatakan bahwa nama kota Surabaya merupakan untaian dari dua karakter tersebut.
Namun untuk sebagian orang surabaya, dua kata tersebut juga bisa diuntai dalam bahasa jawa yaitu Suro Ing Boyo yang bisa diartikan sebagai "berani menghadapi tantangan".
Penulisan nama Surabaya pun berubah ejaannya sesuai dengan zaman pemakaiannya. Sebelum ditulis dengan kata Surabaya sekarang ini, pernah pula ditulis: Surabaia, Soerabaia, Seoarabaja dan Surabaja.
Baca juga: Dongeng Bawang Merah Bawang Putih
Baca juga: Dongeng Malin Kundang Cerita Rakyat Sumatera Barat
Baca juga: Dongeng Lutung Kasarung dan Purbasari Cerita Rakyat Jawa Barat
Baca juga: Fabel Landy Landak yang Kesepian
(Tribun Jatim)