Berita Tegal
Monitoring Kondisi Sapi di Peternakan RBM Pangkah Tegal, Semuanya Tidak Terindikasi Virus PMK
Polres Tegal bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan monitoring peternakan sapi.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: sujarwo
Tapi sejak wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) mencuat, tepatnya pertengahan ramadan atau bulan puasa, Heru sudah menyetop pengiriman sapi dari Jawa Timur.
Semuanya juga langsung diperketat, seperti tamu yang hendak masuk ke area peternakan maka wajib disemprot disinfektan terlebih dahulu.
Mengingat dikhawatirkan bisa saja menjadi pembawa virus (carrier).
"Adanya wabah ini juga berpengaruh terhadap harga jual sapi di pasaran. Bukan tambah turun, tapi harga jual sapi malah semakin naik karena stok nya yang berkurang," tuturnya.
Dokter Hewan yang memeriksa, Kristiana Dewi Sri Marlita, menambahkan bahwa yang ia periksa yaitu dibagian rongga mulut, gusi, gigi, dan kuku-kuku kaki.
Ditanya mengenai indikasi atau ciri-ciri hewan yang terjangkit PMK, dijelaskan Dewi, awalnya mengalami demam.
Kemudian tiba-tiba pincang, tidak bisa bangun, dan tidak mau makan.
Tapi mengingat virus juga memiliki masa inkubasi sekitar seminggu sampai dua minggu, maka jika selama itu langsung lapor ke petugas maka masih bisa diobati atau dilakukan penanganan.
Nah kalau seperti itu, maka tingkat kesembuhannya tinggi. Sehingga diusahakan jangan sampai telat karena berbahaya.
"Sesuai pengalaman teman-teman di Gresik, seminggu setelahnya harus rutin merawat luka-luka di kaki. Karena jika tidak dirawat maka kuku bisa sampai terkelupas. Sedangkan penularan sendiri bisa antar hewan, dari petugas kandang, orang yang datang ke peternakan, lewat pakaian, sepatu, kendaraan, dan lain-lain. Tapi penukaran dari hewan ke manusia tidak ada, tapi memang manusia bisa menjadi pembawa virus," papar Dewi. (*)