Berita Politik
Mantan Bupati Kendal Diwisuda, Hasrat Berpolitik Belum Sirna, Mirna Annisa: Nanti Lihat Peluang
Saya seorang perempuan, jadi saya harus izin ke suami, anak, dan terutama restu dari masyarakat yang selama ini mendukung saya.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Mantan Bupati Kendal, Mirna Anissa ternyata masih memiliki hasrat tinggi di dunia politik.
Mirna sebelumnya hendak maju kembali di Pilkada Kabupaten Kendal 2022.
Sayang, partai pendukungnya tidak bisa memenuhi kursi minimum di DPRD Kabupaten Kendal sebagai syarat pendaftaran calon.
Kendati demikian, kader Partai Gerindra itu akan melihat peluang terlebih dahulu.
Baca juga: Wisata Religi Kota Semarang Mulai Digarap, Seluruh Makam Ulama Bakal Terkoneksi
Baca juga: Target 2 Tahun, 12.000 Tenaga Kerja Terserap di Kawasan Industri Kendal, 75 Perusahaan Sudah Gabung
Baca juga: Kenangan Pasar Maling (PM) Legendaris di Kota Semarang
Baca juga: Dana Dusun Tahun Ini Tersedia Rp 60 Miliar, Bupati Kendal: Jika Tepat Sasaran Punya Manfaat Besar
"Nanti lihat peluang, tapi insya Allah ilmu yang didapat harus bermanfaat," papar mantan Bupati Kendal periode 2016-2021 selepas Wisuda ke-166 Undip Semarang, Kota Semarang, Kamis (19/5/2022).
Menurutnya, hasrat politik harus muncul dari keinginan bersama.
Disamping itu, dia seorang perempuan.
Untuk kembali terjun ke petarungan politik harus meminta izin ke banyak orang.
"Saya seorang perempuan, jadi saya harus izin ke suami, anak, dan terutama restu dari masyarakat yang selama ini mendukung saya," papar ibu dua anak itu kepada Tribunjateng.com, Kamis (19/5/2022).
Ia baru saja menyelesaikan Program Doktoral di Undip Semarang.
Disertasinya berjudul Prevensi Keputusan Memilih Melalui Kekuatan Daya Tarik Gender di Kabupaten Kendal ini mendapatkan IPK 3,78.
Menariknya, perempuan yang berlatar belakang dokter tersebut, menempuh Program Doktor Ilmu Sosial Undip lantaran mendapat amanah sebagai Bupati Kendal.
Padahal ketika itu saat diamanati menjadi kepala daerah dan berkecimpung di dunia politik masih belum memiliki cukup bekal.
"Ilmu tersebut diambil karena tidak tahu sama sekali tentang ilmu politik."
"Makanya saya berinisiasi mengambil ilmu tersebut," bebernya.