Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Tiara dan Dominico Tak Disabilitas, Keduanya Didiskualifikasi dari UTBK SBMPTN

Tiara Ayu Widayanti dan Dominico Deny Styaji didiskualifikasi sebagai peserta UTBK.

Penulis: amanda rizqyana | Editor: sujarwo
Tribun Jateng/Amanda Rizqyana
Peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) Universitas Diponegoro Semarang melakukan pengecekan badan sebelum masuk ke ruang ujian pada Kamis (19/5/2022) pagi. 

Pada kasus Dominico, ia memiliki kekurangan low vision yang merupakan keterbatasan penglihatan yang tidak bisa ditanggulangi dengan kacamata, lensa kontak, maupun operasi.

Namun masih bisa melihat.

Sedangkan pada kasus Tiara, dia mengenakan kacamata dan mengaku minus 0,5. Terkait keterangan pada kartu peserta yang menyatakan  UTBK diisikan oleh rekan sekolahnya.

Selain pengisian formulir secara digital, berkas surat keterangan dari kepala sekolah yang menyatakan bahwa siswa tersebut tunanetra.

Pada Tribun Jateng, Tiara mengaku sebagai siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 9 Semarang Jurusan Multimedia.

"Waktu itu saya belum daftar, trus teman saya bilang, 'ini udah tag daftarin'. Tag lihat taunya tunanetra gitu padahal aku normal," ujarnya.

Terkait pengisian data, Tiara mengaku temannya tahu data tentang dirinya dan teman yang mengisikan formulir pendaftaran UTBK SBMPTN.

Bahkan surat keterangan tunanetra yang ditandatangani oleh kepala sekolah pun diurus oleh kawannya, dan kawannya tersebut mengatakan ia merupakan penyandang tunanetra.

Berdasarkan data di kartu peserta, Dominico merupakan siswa SMA Seminari Menengah Santo Petrus Canisius Mertoyudan Magelang dan Tiara merupakan siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 9 Semarang.

Disampaikan oleh Sekretaris Lembaga Pengembangan dan Penjamin Mutu Pendidikan (LP2MP) Undip, Dr Paramita Prananingtyas, SH, terdapat 7 cluster dan terdapat 2.200 unit komputer yang bisa dipakai.

Namun dikarenakan penerapan protokol kesehatan (prokes), hanya 1.225 komputer yang digunakan dalam setiap sesi.

Pembagian klaster 7 klaster menjadi 75 ruang ujian dengan 2 sesi ujian masing-masing mulai pukul 6.45-12.00 dan 13.00-18.15.

Dr Paramita menjamin semua ruang sidang nyaman, berpendingin ruangan, dan mudah dijangkau difabel.

Bagi peserta difabel yang menggunakan kursi roda, tunanetra, maupun peserta yang mengalami sakit akibat kecelakaan atau sedang dalam tahap pengobatan, akan dilayani.

"Bila perlu dipindahkan ke ruang yang mudah diakses para peserta," ungkap Dr. Paramita.
Calon peserta UTBK SBMPTN Undip bisa mengakses secara daring melalui Google Maps dari laman LTMPT.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved