Berita Purwokerto

Mengenal Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Pada Hewan Ternak 

PMK yang menyerang pada hewan ternak belakang ini ramai diperbincangkan. 

Penulis: Imah Masitoh | Editor: sujarwo
Tribun Jateng/Dina Indriani
Ilustrasi. Kepala Dislutkanak, Windu Suriadji dan Kapolres Batang AKBP Irwan Susanto saat melakukan pengecekan hewan ternak yang terindikasi wabah PMK, Selasa (17/5/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang pada hewan ternak belakang ini ramai diperbincangkan. 

Menurut Sulistiyo dokter hewan sekaligus Sub Koordinator Seksi Kesehatan Hewan, Dinas Perikanan dan Peternakan (Dinkannak) Kabupaten Banyumas mengatakan PMK merupakan kategori virus yang menyerang pada hewan berkuku genap atau belah seperti sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi. 

"Untuk kambing dan domba gejala klinis tidak terlalu terlihat," ucapnya. 

Ciri-ciri dari PMK ini hewan ternak akan mengalami melepuh pada area bibir dan lidah, serta kuku yang lepas. 

"Kalau sudah terjadi keparahan bisa kukunya lepas," terangnya kepada Tribunjateng.com, Sabtu (19/5/2022). 

PMK ini hanya menyerang pada hewan saja dan tidak menular kepada manusia. Penularan PMK ini dapat melalui cairan dari mulut, susu, dan juga melalui udara. 

"Berbahayanya penyebarannya mudah dan cepat," katanya. 

Hewan yang terkena PMK menjadi sulit makan, dan tidak produktif. PMK ini memiliki masa inkubasi selama 10-14 hari baru dapat terlihat gejala-gejala yang terlihat yang mengarah PMK. 

Cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan PMK ini dengan tidak mencampurkan hewan ternak yang sudah terjangkit PMK. 

"Kalau ada di kandang jangan sampai keluar. Misal dalam satu kandang sudah terkena walaupun sudah disekat bisa menyebar ke ternak lain. Kita mencegah bukan antar hewan dalam kandang tapi antar lokasi," jelasnya.

Tingkat kesembuhan PMK ini cukup tinggi, namun tidak dapat normal seperti sebelum terkena, terlebih jika kuku pada hewan sudah lepas dan tidak dapat tumbuh kembali. 

"Kalau sudah lepas ngga bisa berdiri, susah makan, tidak produktif, tidak bisa menghasilkan susu. Sehingga kerugian ekonomi tinggi namun tingkat kematiannya rendah. Biasanya petani mengeluhkan bila dibiarkan lebih lama harga yang akan menurun" terangnya. 

Hal yang dapat dilakukan untuk mencegah hewan ternak yang belum terjangkit PMK yakni dengan pemberian obat suportif seperti vitamin, asam folat yang disuntikan untuk mencegah virus masuk. 

"Yang diobati itu bukan virusnya tetapi penyakit sampingannya. Kalau virus yang bisa menyembuhkan itu hanya imun dari ternaknya," terangnya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved