Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

John Yakin Konsep Giant Sea Wall Bisa Atasi Rob dan Banjir di Teluk Semarang Pantura Jateng

Seorang konsultan dalam liputan khusus Tribun Jateng delapan tahun lalu menawarkan konsep tembok laut raksasa (Giant Sea Wall)

Penulis: galih permadi | Editor: galih permadi
TRIBUN JATENG/dok
Konsep Giant Sea Wall John Wirawan 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Seorang konsultan dalam liputan khusus Tribun Jateng delapan tahun lalu menawarkan konsep tembok laut raksasa (Giant Sea Wall). 

Giant Sea Wall berfungsi untuk menanggulangi rob di Teluk Semarang hingga kejadian rob di pantura, Senin (23/5/2022) diklaim bisa teratasi. 

Adalah John Wirawan yang mengeluarkan ide konsep ini.

Satu di antara sekian solusi untuk menanggulangi rob di Teluk Semarang, selain sabuk pantai adalah tembok laut raksasa (Giant Sea Wall).

Berikut wawancara John Wirawan dalam liputan khusus Tribun Jateng pada Kamis 8 Mei 2014:

Direktur Utama di PT Ecolmantech Consultant, John Wirawan selama 20 tahun terakhir terus mempresentasikan idenya tentang Giant Sea Wall (GSW) atau Dam Lepas Pantai (DPL) ke berbagai pihak mulai dari mantan Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim, mantan Gubernur Jateng Mardiyanto, mantan Wali Kota Semarang Soemarmo hingga Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

"Apa yang saya perjuangkan selama ini bukan hanya sekadar proyek.

Tapi juga untuk pembelajaran," katanya, Rabu (7/5), sembari menunjukkan tanda tangan 40 profesor terkemuka Indonesia yang menyetujui idenya tentang penanganan banjir dan rob di Pantura Jawa tersebut.

Ia lalu bercerita, awal mulanya keresahannya atas banjir dan rob terjadi pada 1990-an.

Waktu itu melihat banjir dan rob melanda Kota Semarang.

Dan hasil penelitiannya cukup mengejutkan.

Mula-mula, John menunjukkan keadaan Jawa Tengah, terutama Semarang saat Laksamana Cheng Ho datang.

Waktu itu, daratan Kota Semarang saat ini kebanyakan masih laut. Sungai Kaligarang waktu itu punya lebar 1 kilometer dan kedalaman 50 meter.

Kenapa Cheng Ho mendarat di Semarang? Menurutnya hal itu karena arus dari Laut China Selatan mengarah langsung ke Jawa.

Tempat paling strategis untuk mendarat adalah Jateng.

Lambat laun, arus dari lautan membuat reklamasi pantai alami hingga berbentuk seperti sekarang.

Perusakan terhadap alam pun semakin masif.

Kota Semarang tidak hanya berhadapan dengan penurunan laut, tapi hilangnya humus (yang berfungsi untuk menyerap air) serta hutan.

Hal itu tidak hanya menimbulkan rob karena penurunan tanah di utara Jawa (Kota Semarang), tetapi juga masalah di sungai di Kota Semarang.

Hal itu tampak dari dangkalnya sungai di Kota Semarang, warna cokelat hingga terkadang ada bau busuk di sungai Semarang.

Baginya semua itu berhubungan.

"Belum lagi air laut sudah masuk jauh ke daratan hingga bercampur dengan air tanah," tuturnya.

Jebolan perguruan tinggi di Jerman itu lalu punya ide yang disebutnya sebuah sistem kecil dari sebuah sistem lingkungan yang besar.

Ia pun menggagas teknologi Dam Lepas Pantai (DPL).

Intinya, ia membendung lautan dengan tanah yang dikeruk dari sungai.

Tujuannya agar air laut tidak masuk ke daratan.

Lalu, dalam sistem itu juga ada danau buatan atau reservoir yang nantinya menampung air sungai yang sudah bersih karena sudah tidak bercampur dengan air laut.

Tanah yang digunakan untuk membendung laut itu menurut perkiraannya (hanya untuk Semarang) bisa mencapai 4.250 hektare.

Tanah itu bisa digunakan untuk beberapa infrastruktur mulai dari bandara bahkan pelabuhan samudra.

Daratan baru pun akan muncul di pinggir pantai akibat pembendungan itu.

"Lalu nasib nelayan bagaimana? Mereka bisa tetap melaut dengan sistem buka tutup danau buatan.

Lalu air baku yang bersih itu bisa untuk mereka usaha perikanan, dan wisata air serta sebagainya," ucapnya.

Air baku itu bisa juga untuk komoditi berjualan. Semarang bisa jadi pusat air baku dunia dengan adanya reservoir tersebut.

Tidak hanya itu, posisi geografis Indonesia di peta dunia, khususnya Semarang dan Jateng bisa menguntungkan.

Jika Pelabuhan Samudra dengan kedalaman 25 meter terbangun, Kota semarang bisa jadi pelabuhan tingkat dunia.

Para negara di sebelah utara Indonesia yang ingin mengirim barang lewat laut ke bagian selatan bumi bisa mengakses lewat Jateng. Barang datang di Pelabuhan Tanjung Emas, kemudian diantar ke selatan Jawa (Paciran), kemudian berlayar ke bagian selatan Bumi.

"Indonesia bisa kaya raya, makmur, jadi sekali lagi saya bilang Dam Lepas Pantai hanya satu sistem kecil dari sebuah sistem yang besar," tuturnya.

Apa Dam Lepas Pantai bakal membuat proyek yang sudah ada semisal Waduk Jatibarang hingga Banir Kanal Barat sia-sia? Menurutnya tidak karena bagaimanapun juga adanya waduk, embung hingga pompa masuk dalam perencanaan jangka menengah hingga panjang Dam Lepas Pantai. "Silakan diteliti saja," katanya.

Sebenarnya dalam rancangannya ia membuat Dam Lepas Pantai mulai dari Kendal hingga Jepara.

Namun, ada rancangan khusus Kota Semarang dengan nilai Rp 10 triliun, dalam jangka pembangunan lima tahun.(*) 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved