Inilah 4 Pembunuhan Terkejam di Dunia Sejak Tahun 1995
4 pembunuh sadis di dunia yang tega membunuh dengan mengulitinya. 1. Ed Gein Pada bulan November 1957, seorang wanita bernama Bernice Worden menghilan
Penulis: Puspita Dewi | Editor: galih permadi
Bersama-sama, pasangan itu memiliki seorang anak, putra pertama Knight.
Namun rumah tangganya kerap diselimuti pertengkaran.
Pada tahun 2000, saat pertengkaran keduanya memuncak, Knight menikam Price sebanyak 37 kali dengan pisau daging.
Ketika kehabisan darah di lantai rumahnya, Knight lalu mengulitinya dan menggantungkan kulit pada pengait daging di ruang duduk. Dia kemudian memotong bagian tubuhnya dan membuat makanan mewah dari mereka, dan menyajikan daging dengan kentang panggang, labu, zucchini, kubis, labu kuning dan saus.
Ketika polisi menemukan piring, dia mengatur dengan rapi daging Price di meja, dengan nama-nama anak-anaknya di kartu di setiap tempat pengaturan. Tampaknya dia berencana untuk melayani bagian tubuhnya untuk anak-anaknya sendiri.
Knight mengaku ingat tidak melakukan semua ini. Tapi, dia masih menjalani hukuman penjara seumur hidup di New South Wales.
Dilansir dari http://news24xx.com yang diunggah pada 25 Mei 2018, selama tahun 1980-an, Michael W. Ryan adalah seorang pemimpin kelompok supremasi kulit putih religius, yang berfokus pada kejahatan orang Yahudi, penghancuran otoritas, dan rendahnya ras lain.
Pada tahun 1982, Ryan ditangkap karena pembunuhan Luke Stice yang berusia lima tahun, putra salah seorang pengikutnya, serta pembunuhan anggota lain dari masyarakatnya bernama James Thimm. Laporan menunjukkan bahwa Ryan selama beberapa hari, menyalahgunakan Thimm (termasuk memaksanya untuk berhubungan seks dengan ayahnya) sebelum membunuhnya.
Ryan kemudian memukuli Thimm, memaksanya untuk melakukan hubungan seksual dengan seekor kambing, dan kemudian akhirnya mengulitinya saat dia masih hidup. Thim akhirnya meninggal ketika Ryan menginjak dadanya yang berdarah.
Ryan dijatuhi hukuman mati, meskipun ia meninggal pada tahun 2015 sebelum eksekusinya. (*)