Berita Nasional
Ketum PP Muhammadiyah Jadi Saksi Persiapan Buya Syafii Sebelum Wafat: Beliau Seolah Sudah Merasa
"Saya kebetulan setengah jam tiba dan sempat menemani beliau menghembuskan nafas terakhir, menghadap Allah SWT
"Kalau ke sini hari raya, di sini banyak orang tidak mampu datang ke sini," ucap dia.
Hal senada diungkapkan Totok, Ketua RT 07 RW 08, Nogotirto.
Menurut dia, sosok Buya Syafii Maarif di kampung Nogotirto dikenal sebagai ulama sekaligus guru.
Beliau aktif dalam setiap kegiatan keagamaan di masyarakat.
Dikenal juga sebagai sosok yang selalu ringan memberikan bantuan.
Baca juga: Kenang Mendiang Buya Syafii Maarif, Ganjar Pranowo : Beliau Itu Tokoh Besar yang Semanak
"Kalau ada yang kesusahan beliau membantu. Betul. Kami sangat kehilangan guru dan kehilangan panutan. Banyak sekali yang diberikan beliau terhadap lingkungan di sini," kata dia.
Diketahui, sebelum meninggal dunia Buya Ahmad Syafii Maarif sempat dirawat selama 13 hari di RS PKU Muhammadiyah Gamping karena sakit jantung.
Sakitnya sempat membaik, tetapi takdir berkata lain.
Ulama kelahiran 31 Mei 1935 itu meninggal dunia di ruang ICCU RS PKU Muhammadiyah Gamping pada pukul 10.15 WIB siang ini.
Jenazah disemayamkan di Masjid Gedhe Kauman dan selepas ashar dimakamkan di Pemakaman Husnul Khatimah di Kulon Progo. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Cerita Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir: Buya Syafii Memesan Makam Pada 24 Februari 2022