Berita Semarang
Penyakit Mulut dan Kuku dalam Pandangan Koordinator Satgas Pengendalian PMK Undip Dian Wahyu
Penyakit mulut dan kuku (PMK) pada heewan ternak tengah mewabah di Indonesia.
Penulis: amanda rizqyana | Editor: sujarwo
Terlebih lagi, budaya masyarakat Indonesia mengkonsumsi daging matang atau yang dimasak.
Melalui proses pemanasan hingga bagian tengah daging mencapai 70°C selama 30 menit virus PMK akan mati.
Selain itu, setelah ternak disembelih, secara alamiah terjadi proses rigor mortis yang mengakibatkan pH daging turun dibawah 5,9.
Berdasarkan penelitian bahwa pada pH tersebut virus PMK inaktif. Sedangkan pada susu, upaya jaminan keamanan dilakukan minimal dengan pasteurisasi pada suhu 72°C selama 15 detik.
“Tidak semua sapi yang disembelih semua organnya bisa dikonsumsi. Sapi yang terinfeksi juga ada yang tidak menunjukkan gejala klinis atau bahasa kedokterannya adalah ‘sub-klinis’ atau mungkin memang belum sampai onset-nya.," tambah drh. Dian.
Ia melanjutkan, seperti yang ketahui onsetnya bisa sampai 14 hari.
Jika sapi sudah dipotong, organ yang ada di tubuh sapi terutama sumsum tulang dan tulangnya, kepala, limfoglandula, dan jeroan harus dipisahkan dari daging dan ditangani dengan baik karena dapat mengandung virus.
Penanganan yang direkomendasikan adalah perebusan mendidih selama minimal 30 detik terhadap organ tersebut.
"Jadi kalau daging tanpa tulang bisa dikatakan relatif aman atau dapat diabaikan karena pedoman dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE / World Organization for Animal Health) bahwa bagian yang paling aman adalah daging tanpa tulang dan tanpa limfoglandula," terang drh. Dian.
Ia menuturkan Pemerintah telah merilis Surat Edaran dan SOP Pelaksanaan kurban pada Idul Adha nanti.
Panitia kurban harus mengetahui asal daerah ternak kurbannya.
Pastikan asal hewan kurban bukan dari daerah wabah.
Pemotongan sebaiknya dilakukan di RPH (rumah Pemotongan Hewan) milik Pemerintah yang diawasi oleh Dokter Hewan.
Yang ditakutkan bukan dagingnya dan juga bukan pada orang-orang yang menyembelih dan menangani daging, akan tetapi pada sisa darah dan bahan bahan lain yang masuk kedalam selokan dan aliran air yang kemudian diminum oleh ternak-ternak yang peka maka menjadi penyebab penyebaran yang luar biasa.
Di RPH, dokter hewan atau paramedik veteriner akan melakukan pemeriksaan ante-mortem atau pemeriksaan sebelum disembelih/dipotong, serta harus mengetahui asal hewan apakah dari daerah wabah atau terancam atau bebas.