Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Tak Lagi Covid-19, Isu PMK Kini Jadi Kewaspadaan RPH Jelang Idul Adha

Seusai adanya berbagai pelonggaran setelah pandemi Covid-19 reda, rumah potong hewan kini kembali waspada dalam persiapan menyambut idul adha

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Catur waskito Edy
Tribun Jateng/Idayatul Rohmah
Seorang pria tampak sedang memberi makan sapi. 

Ika menambahkan, seperti tahun-tahun sebelumnya, selain jasa pemotongan, RPH Semarang juga akan menyediakan hewan kurban untuk konsumen yang ingin memotong hewan kurban tapi belum punya hewan yang akan dikurbankan.

Namun ia menyebutkan, untuk waktu penyediaan dan jumlah pasokan, pihaknya saat ini belum bisa memastikan. Juga terkait harga pasti hewan kurban yang dijual nantinya.

Ia memastikan, paling tidak hewan kurban akan tersedia dua minggu sebelum Hari Raya Idul Adha.

"Tahun ini masih kami sediakan hewan-hewan kurban, tapi belum masuk. Kami masih fokus jual secara online.

Kalau melihat data tahun kemarin itu kurban sekitar 3.000 ekor di Semarang. Artinya animo masyarakat untuk kurban tahun ini tinggi.

Cuma karena isu PMK, kemarin juga koordinasi dengan dinas terkait ini akan seperti apa masih ditata lagi. Nanti kami ikuti regulasinya.

Siapnya H-2 minggu, itu paling lambat," terangnya.

Perkirakan Harga Hewan Kurban Melonjak

Meski belum memastikan terkait harga hewan kurban nantinya, Ika menyebutkan, diperkirakan akan mengalami lonjakan cukup signifikan.

Untuk saat ini saja, ia menyebutkan, kenaikan setiap ekor sapi berada pada kisaran Rp 1 juta dari tahun lalu 

Kenaikan dimungkinkan masih terjadi jelang Hari Raya Idul Adha nanti.

"Terus terang di lapangan harga sapi ini naiknya 'gila-gilaan'. Kami belum berani memastikan harga.

Untuk sekarang, kenaikannya itu bisa sekitar Rp 1 juta - Rp 1,2 jutaan dari tahun kemarin," jelasnya.

Sementara ia melanjutkan, kenaikan harga yang terjadi ini cukup wajar di tengah menipisnya pasokan dan adanya isu PMK yang merebak.

"Harga sapi pasti (mengalami) kenaikan, jadi harus selektif. Petani kalau sapi sehat dijual dengan harga tinggi, kalau ada harga rendah kami malah curiga jangan-jangan ini sapi yang sakit. Itu kami waspadai," tukasnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved