Guru Berkarya
Meningkatkan Motivasi Belajar PAI dengan Latihan Mainfullness
Kurang fokusnya murid dalam mengikuti pelajaran adalah masalah yang umum terjadi.
Oleh: Choirul Hidayah, Guru SMK Negeri 2 Sukoharjo
KURANG fokusnya murid dalam mengikuti pelajaran adalah masalah yang umum terjadi. Demikian halnya pada kegiatan belajar mengajar Pendidikan Agama Islan (PAI) yang saya jalani di SMK Negeri 2 Sukoharjo. Setelah mengikuti program Pendidikan Guru Penggerak, saya memperoleh ilmu yang bagi saya baru yaitu bagaimana pentingnya seorang pendidik itu melakukan latihan berkesadaran penuh (mindfulness).
Kesadaran penuh (mainfulness) menurut Kabat - Zinn (dalam Hawkins, 2017, hal. 15) dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan (The awareness that arises when we pay attention, on purpose, in the present moment, with curiosity and kindness).
Latihan mindfulness ini sebenarnya sudah diterapkan dalam dunia pendidikan kita sejak jaman dahulu misalnya dengan hening sejenak dan berdo’a sebelum memulai pelajaran, menghayati keindahan dan fenomena alam, berolah seni maupun olahraga, mendengarkan cerita dan lain sebagainya. Namun, banyak guru yang lebih suka menyampaikan materi begitu saja, tanpa memperhatikan apakah murid-muridnya sedang fokus dan minat belajar atau tidak.
Latihan mindfulness ini ternyata sangat berguna dan relevan jika diintegrasikan ke dalam kegiatan belajar mengajar. Contohnya adalah ketika saya integrasikan pada saat menyampaikan materi Iman kepada Takdir Allah di kelas 12 TM.B, murid-murid menjadi lebih fokus dalam mengikuti pelajaran.
Latihan mindfulness yang saya lakukan adalah melakukan latihan bergerak sadar (mainfull movement) berupa ice breaking ketika murid-murid saya sudah terlihat kurang fokus dalam mengikuti pelajaran dengan melakukan Senam Tasbih sekitar lima menit. Terkadang juga kegiatan yang mengasah indera (sharpening the senses) berupa permainan-permainan ringan yang bisa menarik perhatian murid.
Hal lain yang bisa dilakukan dalam latihan mindfulness ini adalah dengan cara yang paling sederhana yaitu menyadari nafas dengan teknik STOP yaitu Stop/berhenti, Take a deep breath/tarik nafas dalam, Observe/amati, Proceed/lanjutkan. Latihan ini dimulai dengan menghentikan dulu aktifitas. Kemudian tarik nafas dalam, menyadari nafas masuk dan nafas keluar, dilakukan dua sampai tiga kali sambil merasakan udara segar yang masuk melalui hidung dan udara yang hangat ketika keluar dari hidung. Setelah itu amati perasaan yang terjadi, baru kemudian melanjutkan aktifitas lagi.
Latihan mindfulness yang telah saya lakukan dan integrasikan dalam kegiatan belajar mengajar PAI di kelas 12 ini memberikan dampak yang positif terhadap motivasi belajar siswa selanjutnya. Murid-murid menjadi fokus lagi mengikuti pembelajaran, terlihat lebih hahagia dan bertanggung jawab menjalankan perannya. Dan yang lebih penting lagi mindfulness memiliki korelasi yang tinggi terhadap kesadaran diri sebagai salah satu kompetensi dalam Pembelajaran Sosial dan Emosional. (*)