Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Fokus

Fokus: Membumikan Nilai Pancasila

Presiden Joko Widodo mengajak semua pihak mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu, Presiden pun mengajak menerapka

Penulis: rustam aji | Editor: m nur huda
tribunjateng/cetak/grafis bram kusuma
RUSTAM AJI wartawan Tribun Jateng 

Tajuk Ditulis Oleh Wartawan Tribun Jateng, Rustam Aji

TRIBUNJATENG.COM - Presiden Joko Widodo mengajak semua pihak mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu, Presiden pun mengajak menerapkan nilai Pancasila dalam tata pemerintahan.

Ajakan itu disampaikan Jokowi dalam sambutannya saat menjadi inspektur upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Kota Ende, NTT, sebagaimana disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (1/6).

Apa yang disampaikan Jokowi itu, tentu bukan sekadar sambutan biasa. Dalam ajakan itu, terkandung makna pesan tersirat bahwa selama ini Pancasila -baca: nilai-nilai Pancasila—belum diamalkan secara baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun bernegara. Masih seringnya masyarakat yang bertikai antara satu kelompok dengan kelompok lain, dan masih banyaknya pejabat yang melakukan korupsi, adalah sebagai bukti.

Pada sisi lain, kita juga masih sering menyaksikan tawuran antarpelajar, dan sikap-sikap intoleran yang terjadi dalam pergaulan. Padahal, sudah jelas bahwa sikap bermusuhan dan memusuhi antarsesama bukanlah cerminan dari nilai-nilai Pancasila yang menjunjung tinggi sikap saling menghormati dan toleransi atau tenggang rasa.

Tak berlebihan bila kemudian Jokowi juga menegaskan perlunya mewujudkan Pancasila dalam sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan, serta mengimplementasikan dalam tata kelola pemerintahan dan juga menjiwai interaksi antarsesama anak bangsa.

Bisa jadi, memang sedang tidak baik-baik saja hubungan antarsesama anak bangsa. Terutama pascapemilu 2019 lalu yang menciptakan polarisasi cukup tajam hingga saat ini. Meski para elit politik sudah “damai”, namun pada tingkat bawah (grassroot) masih terjadi gesekan-gesekan. Dan, mendekati Pemilu 2024, tak mustahil polarisasi antaranak bangsa kembali terjadi. Hal inilah yang perlu untuk dicegah. Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa, diharapkan mampu meredam polarisasi yang terjadi di masyarakat akibat perbedaan sikap ataupun pandangan politik.

Jadi wajar bila Presiden mengajak seluruh pemimpin bangsa, terutama para pejabat pemerintahan, tokoh agama, tokoh masyarakat, para pendidik, para pemimpin partai politik, para pemimpin dan tokoh organisasi masyarakat serta tokoh-tokoh lain menjadi contoh dalam aktualisasi nilai-nilai Pancasila.

Untuk itu, Pancasila harus dipahami bukanlah sekadar sebuah teks yang selalu dibaca berulang setiap kali upacara, namun Pancasila merupakan pedoman hidup berbangsa dan bernegara. Karena itu, butir-butir yang terkandung dalam lima sila di Pancasila harus betul-betul membumi di Indonesia. Dalam arti, harus diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Berbicara memang lebih mudah ketimbang mengaktualisasikan. Namun hal itu tak mustahil untuk diwujudkan. Setidaknya bila para elit politik, para cerdik pandai, mampu memberikan teladan yang baik, niscaya masyarakat juga akan mengikutinya. Tetapi bila yang terjadi sebaliknya, maka masyarakat akan bersikap antipasti, hilang kepercayaan terhadap para elit politik. Orientasi politik yang lebih kepada kekuasaan, haruslah ditata ulang menjadi orientasi untuk mensejahterakan rakyat sebagaimana yang ada pada salah satu sila di Pancasila.

Tanpa adanya kesadaran itu, maka kita hanya bisa menyaksikan setiap tahun, pada tanggal 1 Juni, Pancasila hanya diperingati tanpa makna. Karena itu, sudah layaknya segenap elemen masyarakat menyambut ajakan presiden untuk membumikan Pancasila. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved