Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banyumas

Perjalanan Bu Inyong Ubah Sampah Menjadi Produk Bernilai Jual: Imajinasi Harus Kuat

Bermula dari dirinya menjadi ketua RT yang menginginkan lingkungan tempat tinggalnya bersih dari sampah-sampah yang menganggu

Penulis: Imah Masitoh | Editor: muslimah
TribunJateng.com/Imah Masitoh
Sosok Bu Inyong penggiat kerajinan dari sampah, membuat berbagai macam produk berbahan dasar sampah, Rabu (1/6/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS – Sampah menjadi hal yang dianggap mengganggu bagi sebagian orang.

Namun tidak dengan Nur Hayati atau yang biasa di sapa Bu Inyong asal Kutasari, Purwokerto.

Ia menyulap sampah-sampah yang ada disekitarnya menjadi sebuah produk yang memiliki nilai jual dan banyak dicari orang.

Bermula dari dirinya menjadi ketua RT yang menginginkan lingkungan tempat tinggalnya bersih dari sampah-sampah yang menganggu.

Hinga ia iseng untuk membuat produk dari sampah-sampah yang ada disekitarnya.

“Saya harus punya produk unggulan apa saja. Jadi saya iseng bikin dari sampah. Eh ko tetangga ada yang mau beli. Akhirnya saya kembangkan,” ungkapnya kepada Tribunjateng.com, Rabu (1/6/2022).

Baca juga: Jokowi Nonton Konser Slank dan Kla Project Bersama Ribuan Warga pada Malam Terakhir di Ende

Baca juga: Tiara Andini Tertekan Main dengan Jefri Nichol: Gugup Banget, Bolak-balik ke WC

Semua sampah seperti kresek, kardus, triplek, botol plastik, gelas plastik dapat ia sulap berbagai produk seperti tas, topi, dompet, mobil-mobilan, dan lain sebagainya.

Keahlian yang dimilikinya didapatkannya secara otodidak, hingga sampai sekarang dapat membuat produk dengan imajinasinya sendiri.

Ia juga membuka pelatihan bagi siap saja yang ingin belajar membuat karya dari sampah ini.

“Memerlukan ketrampilan dan jiwa. Karena ini mengandalkan imajinasi untuk membuat sebuah produk jadi setiap membuat biasanya tidak bisa sama dengan yang lainnya,” ucapnya.

Bank sampah Inyong yang ada ditempatnya dapat dimanfaatkan warga untuk menukarkan sampahnya dengan uang ataupun dengan sembako yang dijual di tokonya.

“Saya jualan baju dan sembako, dari pada nganggur mending sambal uwel-uwel. Nanti yang mau menabung sampahnya ditimbang, ditukar sembako atau yang lainnya.

Untuk membuat produknya mirip dengan teknik rajut. Untuk produk yang terbuat dari kantong kresek, pertama digunting dengan teknik khusus secara memanjang.

Lalu mulai dirajut dengan sebuah alat khusus. Butuh ketelatenan dan kejelian dalam membuat produk dari sampah plastik ini.

“Yang dipakai benar-benar sampah kresek bukan baru. Kalau misal merajutnya ada yang putus susah buat betulin lagi,” katanya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved