Berita Ekonomi Bisnis
Mau Dirikan Usaha Pertashop di Desamu? Ini Syarat dan Hitungan Keuntungannya
Pertashop telah berkembang cukup pesat dimana pada akhir tahun pertama pendiriannya (2020) semula hanya terdapat 104 Pertashop.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pertamina terus mendorong perluasan jangkauan Pertashop, utamanya di kawasan pedesaan atau pelosok yang belum terjangkau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Area Manager Communication, Relations, and Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho menyebut, setidaknya sudah terbangun 1.207 titik di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sejak Maret 2020 hingga saat ini.
Baca juga: Pertamina Lestarikan Keanekaragaman Hayati di Kawasan Konservasi Gunung Lawu
Baca juga: Pertamina Patra Niaga Region JBT Beri Santunan bagi Panti Asuhan Monjali dan Muhammadiyah
Baca juga: Pertamina Cilacap & Basarnas Sepakati Kerjasama Pelatihan SAR
Baca juga: Pertamina Cilacap Gelar Pelatihan Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik untuk Warga
“Angka tersebut tersebar di 1.082 titik di Jawa Tengah dan 125 titik di DIY."
"Kami mencatat daerah dengan pendirian Pertashop terbanyak ada di Kabupaten Cilacap dengan 69 Pertashop."
"Diikuti Brebes sebanyak 61 Pertashop dan 56 Pertashop di Wonogiri,” kata Brasto kepada Tribunjateng.com, Kamis (2/6/2022).
Sejak pertama kali berdiri, Brasto mengungkapkan, Pertashop telah berkembang cukup pesat dimana pada akhir tahun pertama pendiriannya (2020) semula hanya terdapat 104 Pertashop.
Kemudian pada akhir 2021 bertambah menjadi 931 Pertashop.
Hal itu berlanjut hingga saat ini di jelang pertengahan 2022 yang mencapai 1.207 titik Pertashop.
“Jumlah tersebut masih akan terus bertambah seiring komitmen Pertamina dan pemerintah dalam mewujudkan pemerataan energi yang berkualitas."
"Tidak hanya di kawasan perkotaan, tapi juga merata hingga pelosok pedesaan,” jelasnya.
Brasto mengatakan, sejak awal Pertamina telah mengusung program One Village One Outlet (OVOO), dimana satu desa atau kecamatan tersedia Pertashop.
Untuk mempercepat pencapaian tersebut, Pertamina menggandeng kerja sama dengan sejumlah pihak terkait.
“Mulai dari Pemerintah Pusat, pemerintah daerah, Himpunan Bank Negara (Himbara), BUMN, BUMD, Bumdes, hingga para pengusaha lokal maupun pelaku UMKM,” tambah Brasto.
Di sisi lain, Brasto menyatakan, perkembangan Pertashop yang cukup pesat seperti saat ini tercapai berkat kerja sama dari berbagai pihak yang memberikan dukungan kepada Pertamina.
Yakni mulai kemudahan perizinan yang didukung oleh pemerintah daerah setempat hingga permodalan yang dibantu perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) atau program pinjaman sejenisnya.
“Kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan terkait perluasan Pertashop."
"Kami berharap dukungan tersebut akan terus mengalir sehingga percepatan Pertashop akan semakin pesat lagi di tahun mendatang dan mampu mewujudkan pemerataan energi di Indonesia,” tukasnya.
Investasi Pertashop, Jadi Bagian Pemerataan Energi
Pertamina telah membuka kesempatan investasi bagi para pengusaha maupun lembaga usaha seperti Bumdes untuk menjalankan usaha Pertashop.
Brasto menjelaskan, Pertashop telah menjadi salah satu model usaha baru yang memberikan multiplyer effect, khususnya bagi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat desa.
“Dengan hadirnya Pertashop, tidak hanya masyarakat semakin dimudahkan dalam memperoleh BBM, tapi juga menjadi ladang usaha yang menguntungkan bagi pengusaha lokal serta membuka lapangan pekerjaan,” ujar Brasto.
Dia menerangkan, terdapat 3 kategori investasi Pertashop mulai dari terendah hingga tertinggi.
Yaitu Gold, Platinum, dan Diamond.
Beberapa syarat utama untuk pendirian usaha Pertashop adalah tersedia lahan dengan ukuran minimal 210 meter persegi, lokasi strategis yang bisa dilalui mobil tangki BBM, dan tersedia jaringan listrik.
“Nilai investasi Pertashop dimulai dari kisaran angka Rp 250 juta, yaitu untuk kategori Gold (di luar tanah, biaya pondasi, dan infrastruktur pendukung)."
"Dimana investor akan memperoleh paket instalasi Pertashop sesuai standar Pertamina dengan kapasitas penyaluran produk BBM sebesar 3 Kiloliter (KL) untuk produk BBM nonsubsidi seperti Pertamax atau Dexlite,” jelasnya.
Brasto mengutarakan, dengan harga jual yang setara dengan SPBU, investor akan mendapatkan keuntungan yang cukup menjanjikan yaitu senilai Rp 850 untuk setiap liter.
Dimana proyeksi keuntungan rata-rata minimal 400 liter setiap hari.
“Kami juga membuka peluang bagi pengusaha Pertashop yang ingin menjalankan usaha sampingan di lokasi Pertashop."
"Seperti outlet pulsa, produk UMKM, dan hingga kedai tempat makan yang dapat disesuaikan dengan sendirinya maupun dengan kategori Platinum maupun Diamond," imbuhnya. (*)
Baca juga: 138 Atlet Bridge Ikuti Prakualifikasi Porprov Jateng di Pekalongan
Baca juga: Pelantikan 65 Pejabat Fungsional Pemkab Batang, Pesan PJ Bupati: Ini Bagian Penyetaraan Jabatan
Baca juga: Jeritan Nelayan di Kota Tegal - Harga Solar Terus Melejit, Subsidi BBM Belum Merata
Baca juga: Unika Soegijapranata Semarang Gelar Internship Fair, Diikuti 135 Mahasiswa, Gandeng 7 Perusahaan