Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Liga 1

Alasan Persebaya Ogah Main di Bandung saat Turnamen Pramusim, Pilih Dipindah ke Grup Lain

Grup C turnamen pramusim sebenarnya bisa menjadi daya tarik besar karena dihuni tim-tim kuat

Editor: muslimah
INSTAGRAM/@OFFICIALPERSEBAYA
Pertandingan Persebaya Surabaya melawan Persis Solo dalam laga uji coba jelang Liga 1 2022-2023, belum lama ini di Surabaya. 

Persebaya pun mengajukan sejumlah alternatif terkait venue Grup C.

Termasuk kemungkinan mereka masuk grup lain

TRIBUNJATENG.COM - Manajemen Persebaya resmi melayangkan surat kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk meninjau ulang venue Grup C turnamen pramusim 2022.

Grup C turnamen pramusim sebenarnya bisa menjadi daya tarik besar karena dihuni tim-tim kuat.

Grup ini terdiri dari empat tim yang berstatus sebagai lima besar finalis Liga 1 2021.

Persebaya bakal bersaing melawan Bhayangkara FC, Bali United, dan Persib Bandung.

Baca juga: Antusiasnya Arema FC Kembali Tampil Lawan PSIS Semarang di Jatidiri, Rindu Atmosfir Stadion

Baca juga: Drawing PSIS Semarang di Turnamen Pramusim Liga 1 2022, Hadapi Persis, Dewa United, Persita, dan PSS

Seluruh pertandingan fase Grup C berlangsung terpusat di Kota Bandung, yang tak lain kandang Persib.

Manajemen Persebaya menyatakan ketidaksetujuan mereka bermain di Kota Bandung.

Yahya Alkatiri, selaku manajer Persebaya menilai veneu pertandingan Grup C yang dikenal sebagai grup Neraka rawan menyebabkan masalah.

"Kami sudah mengirim surat ke PT LIB 31 Mei lalu untuk meninjau kembali venue Grup C karena bermain di Bandung," ungkap Yahya Alkatiri dikutip dari Tribun Jatim.

Salah satu yang menjadi pertimbangan adalah kedekatan hubungan suporter Persebaya, Bonek dengan suporter tuan rumah Persib.

Dikhawatirkan akan memobilisasi massa Bonek dari berbagai daerah termasuk Surabaya away ke Bandung.

Apalagi, babak penyisihan grup dijadwalkan berlangsung lebih dari sepekan.

Gelombang massa Bonek yang bertahan selama 10 hari di Bandung, dikhawatirkan Yahya akan menimbulkan persoalan.

"Kalau di Bandung bisa bedol desa dari Surabaya ke Bandung, aku gak bisa bayangin 10 hari. 10 hari di sana itu akan menimbulkan masalah Kamtibmas," jelas Yahya.

Sumber: BolaSport.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved