Asal-usul Mitos Kunto Bimo Bisa Dapat Keberuntungan Seusai Sentuh Arca di Stupa Candi Borobudur
Asal-usul Mitos Kunto Bimo Bisa Dapat Keberuntungan Seusai Sentuh Arca di Stupa Candi Borobudur
Penulis: non | Editor: galih permadi
Asal-usul Mitos Kunto Bimo Bisa Dapat Keberuntungan Seusai Sentuh Arca di Stupa Candi Borobudur
TRIBUNJATENG.COM - Berikut asal-usul mitos Kunto Bimo yang dipercaya bisa mengabulkan permintaan seusai menyentuh arca Buddha di dalam stupa Candi Borobudur.
Candi Borobudur merupakan peninggalan Dinasti Syailendra.
Candi ini dibangun sekitar abad ke-8 dan ke-9 Masehi.
UNESCO menetapkan Candi Borobudur sebagai situs warisan dunia karena bangunan candi yang sangat unik dengan arsitektur yang luar biasa.
Selain itu, tiap bangunan di Borobudur, semuanya memiliki karakteristik dan makna tersendiri.
Dilansir dari situs National Geographic, alasan lain UNESCO menetapkan Borobudur sebagai situs warisan dunia,
karena Candi Borobudur merupakan monumen Buddha terbesar di dunia.
Borobudur juga dikenal memiliki nilai pendidikan serta keagamaan yang tinggi, khususnya Buddha Mahayana.
Sehingga Candi Borobudur dapat dijadikan media atau sarana belajar serta menjalankan ibadah agama Buddha.
Selain menjadi tempat wisata sejarah, di Candi Borobudur juga terdapat sebuah mitis yakni Kuto Bimo.
Kunto Bimo adalah sebuah mitos yang dipercaya masyarakat sekitar candi Borobudur,
yakni siapa saja yang menyentuh bagian tertentu dari tubuh arca Buddha yang ada di dalam stupa,
maka ia akan mendapatkan keberuntungan atau keinginannya akan terkabul.
Ada yang mengatakan bagi pria ia harus memegang jari manis, namun ada yang mengatakan jari kelingking dari arca Buddha
