Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

IHSG

IHSG Berpeluang Melemah Lagi, Ini Penyebabnya Menurut Analis

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 1,20 persen ke level 7.096,58 pada perdagangan Senin (6/6/2022), dari posisi 7.182,96 di akhir perdagangan

Editor: m nur huda
KOMPAS.COM/GARRY LOTULUNG
Seorang karyawan melihat pergerakan harga saham pada layar di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 1,20 persen ke level 7.096,58 pada perdagangan Senin (6/6/2022), dari posisi 7.182,96 di akhir perdagangan pekan lalu.

Sebanyak 301 saham mencatatkan penurunan harga, 234 saham naik, dan 162 saham stagnan.

Analis Indo Premier Sekuritas, Mino mengatakan, penurunan IHSG pada Senin disebabkan faktor eksternal berupa kekhawatiran investor terhadap potensi perlambatan ekonomi setelah data non farm payrolls Amerika Serikat (AS) ternyata lebih baik dari ekspektasi. Hal itu diyakini dapat mendorong bank sentral AS untuk lebih agresif dalam menaikkan suku bunga acuannya.

Untuk perdagangan Selasa (7/6/2022), ia memprediksi, IHSG masih berpeluang melemah dengan support di level 7.040 dan resistance di 7.150. Kekhawatiran terhadap potensi perlambatan ekonomi global diperkirakan masih menjadi sentimen negatif yang membayangi pasar.

"Terlebih lagi, posisi indeks yang sudah jenuh beli juga berpeluang menjadi tambahan katalis negatif untuk IHSG," katanya, saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (6/6/2022).

Senada, Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan juga melihat, IHSG masih berpotensi mengalami koreksi lanjutan pada Selasa (7/6). Koreksi lanjutan itu diperkirakan menuju kisaran 6.950-7.000, jika breaklow 7.050.

Secara teknikal, terbentuk death cross di area jenuh beli pada Stochastic RSI dan MACD berpotensi membentuk death cross. Support perdagangan hari ini diperkirakan berada di level 6.950 dengan resistance di level 7.150.

Menurut dia, penurunan IHSG disebabkan kekhawatiran pelaku pasar terhadap potensi kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia di Juni 2022. Kekhawatiran itu dipicu data terbaru realisasi non farm payrolls AS yang sebesar 390.000 di Mei 2022, lebih tinggi dari ekspektasi yang sebesar 325.000.

Data ini meningkatkan keyakinan pelaku pasar bahwa The Fed akan mempertahankan agresivitas pengetatan kebijakan moneternya.

"Dari dalam negeri, pelaku pasar juga menantikan data cadangan devisa yang dijadwalkan rilis pada 8 Juni 2022," ucap Valdy.

Di tengah potensi koreksi lanjutan pada IHSG, Valdy merekomendasikan investor untuk mencermati UNVR, SIDO, MAPA, ADMR, ANTM, dan INCO pada Selasa (7/6/2022).

Selain itu juga mempertimbangkan peluang buy on support pada AALI dan SSMS. Sementara Mino menyarankan buy MDKA dan SMGR, serta buy on weakness INCO dan MNCN. (Kontan/Nur Qolbi/TRIBUNJATENG CETAK)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved