Berita Jateng
Ribuan Warga Hadiri Pemakaman KH Dimyati Rois di Kendal, Kenang Kebaikan dan Pesan Sang Ulama
Beberapa pejabat publik, para ulama dan kiyai turut hadir di rumah duka di Dusun Jagalan, Desa Kutoharjo, Kaliwungu dan komplek pemakaman
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Ulama besar KH Dimyati Rois meninggal dunia. Kepergiannya dilepas ribuan warga.
Ribuan warga membanjiri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Fadlu 2 di Dusun Srogo, Desa Sidorejo, Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal yang dijadikan sebagai tempat pemakaman Mustasyar PBNU KH Dimyati Rois pada, Jumat (10/6/2022) sore.
Mereka antusias ikut serta menghormati kepulangan sang ulama besar untuk yang terakhir kalinya, baik berasal dari dalam Kabupaten Kendal maupun dari berbagai daerah.
Beberapa pejabat publik, para ulama dan kiyai turut hadir di rumah duka di Dusun Jagalan, Desa Kutoharjo, Kaliwungu dan komplek pemakaman.
Di antaranya, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wakil Gubernur Jateng Taj Tasin Maemoen, Bupati Kendal Dico M Ganinduto dan para tokoh agama.
Baca juga: Sebelum Wafat, KH Dimyati Rois Terus Bertanya Kapan Malam Jumat, Wagub Jateng: Seakan Sudah Menunggu
Baca juga: Video KH Dimyati Rois Atau Mbah Dim Dimakamkan di Ponpes Al Fadlu 2 Srogo Kendal
Upacara pelepasan jenazah di rumah duka dipimpin langsung oleh Muhaimin Iskandar, kemudian jenazah disalatkan di Masjid Al Muttaqien Kaliwungu.
Jenazah kemudian dibawa ke Ponpes Al Fadlu 2 melewati jalan Ponpes Al Fadlu 3 diiringi ribuan santri berjalan di belakang ambulance jenazah.

Suasana haru pun pecah ketika karanda jenazah Abah Dim memasuki komplek Ponpes Al Fadlu 2 untuk dimakamkan.
Air mata pun bercucuran mengiringi lantunan kalimat tahlil, takbir, dan tahmid dari ribuan warga yang hadir.
Petugas berjibaku mengamankan jenazah hingga sampai ke liang lahat dari kepungan warga.
Ketua (lurah) Ponpes Al Fadlu 2, Harun Rosyid mengatakan, kondisi kesehatan KH Dimyati Rois sempat ngedrop beberapa jam sebelum wafat.
Kata dia, pada Kamis (9/6/2022) malam selepas salat Isya, Abah Dim masih terlihat sehat dan berbincang-bincang dengan keluarga di kediaman komplek Ponpes Al Fadlu 2.
Namun, kesehatan sang kiyai terus menurun hingga dilarikan ke Rumah Sakit Telogorejo, Kota Semarang pada pukul 23.30 WIB.
"Di Semarang sempat mendapatkan penanganan medis dari dokter yang biasa menangani Abah," terangnya.
Tetapi, pengasuh Ponpes Al Fadhlu wal Fadhilah Kaliwungu ini wafat di rumah sakit sekiranya pukul 00.50 WIB.
Kata Harun, jenazah pun dibawa ke rumah duka di Jagalan, Kutoharjo, Kaliwungu dan disemayamkan hingga Jumat siang.
"Kalau ngedropnya (kesehatan, red), sudah terlihat semingguan. Tapi jika ditanya perihal kesehatannya oleh keluarga, jawabnya sehat, sehatnya orang sudah sepuh. Selama ini juga masih aktif 'mulang ngaji' di Jagalan," tutur dia.
Seorang warga, Sutikno (62) mengaku kehilangan atas wafatnya KH Dimyati Rois.
Menurut dia, Abah Dim merupakan ulama sekaligus kiyai panutan bagi semua orang. Kajian-kajian agamanya sering diikuti ratusan hingga ribuan jemaah.
Sutikno pun merasa kehilangan mendalam sebagaimana yang dirasakan warga pada umumnya.
"Abah Dim ini sudah saya anggap orangtua saya sendiri, panutan bagi saya, dan bagi semua orang. Pasti kami kehilangan sosok panutan kami," terang dia.
Diketahui, KH Dimyati Rois wafat pada usia ke-77 tahun saat menjalani perawatan di RS Tlogorejo, Semarang. Hingga akhirnya, pria kelahiran Tegal Glagah Bulakamba, Brebes pada 5 Juni 1945 silam ini berpulang untuk selama-lamanya.
Sejumlah kalangan menilai, wafatnya KH Dimyati Rois karena faktor usia dan kesehatan yang semakin menurun.
Cak Imin Soal Wafatnya KH Dimyati Rois: Perintahnya Selalu Berjuang untuk NU dan Abdikan Diri untuk Rakyat

Ketua Umum PKB, Cak Imin sapaan akrab Abdul Muhaimin Iskandar hadir di rumah duka KH Dimyati Rois di Dusun Jagalan, Desa Kutoharjo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal sejak, Jumat (10/6/2022) siang.
Cak Imin turut serta mendoakan, menyalati, dan menghantarkan almarhum ke tempat peristirahatan terakhir, sebagai bentuk penghormatan kepada sang kiyai.
Menurut Cak Imin, kepergian Ketua Dewan Syuro PKB sekaligus Mustasyar PBNU, KH Dimyati Rois menjadi kesedihan semua kalangan.
Utamanya, Nahdlatul Ulama, PKB, para kiyai dan pondok-pondok pesantren di seluruh Indonesia merasa sangat kehilangan. "Kehilangan seorang pendiri, perintis semangat dari seluruh keluarga besar pondok pesantren dan Nahdlatul Ulama," terangnya.
Menurut dia, KH Dimyati Rois bukan saja teladan di bidang keilmuan agama, akhlak dan kepemimpinan, tapi beliau punya pengalaman yang sangat kaya, seorang petani, pelaku usaha bisnis yang sukses, sekaligus politisi dalam beberapa generasi.
"Beliaulah yang membimbing kami semua. Sehingga kalau ada salah diingatkan, kalau niatnya salah diluruskan. Alhamdulillah, selama ini kami bahagia di dalam bimbingan beliau," kata dia.
Politikus PKB itu menegaskan, saat ini PKB berduka sangat dalam, karena Ketua Dewan Syuro yang selama ini dimulyakan telah mendahului.
Tak lupa Cak Imin mengingat beberapa nasehat yang pernah diberikan almarhum semasa hidup. Di antaranya, perintah berjuang terus untuk Nahdlatul Ulama dan selalu mengabdikan diri untuk rakyat.
"Beliau menitipkan pesan, yakin dan percaya diri. Beliau bilang, modal kepercayaan diri itu lah yang menghasilkan berbagai kemajuan di PKB dan NU," tuturnya. (Sam)
Gubernur Jateng Ganjar Soal Wafatnya KH Dimyati Rois: Beliau Selalu Memberikan Nasehat Bikin Sejuk

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyempatkan diri hadir di rumah duka KH Dimyati Rois di Dusun Jagalan, Desa Kutoharjo, Kecamatan Kaliwungu, Kendal pada, Jumat (10/6/2022) siang. Kehadirannya untuk melayat, mendoakan, dan memberikan penghormatan kepada sang ulama besar bagi semua masyarakat.
Ganjar mengatakan, semasa hidupnya KH Dimyati Rois adalah penutan banyak orang. Nasehat-nasehat yang diberikan, katanya, selalu membuat hati sejuk.
Momen-momen itulah yang selalu diingat Ganjar terhadap almarhum KH Dimyati Rois semasa hidupnya.
"Terlalu banyak hal baik yang perlu dikenang. Yang jelas, beliau adalah panutan, pasti (kita, red) kehilangan. Sedemikian banyak orang tumplek blek se Jateng bahkan Indonesia hadir di sini," terangnya.
Menurut dia, sosok Abah Dim (panggilan akrab KH Dimyati Rois) sudah seperti orangtua.
Ganjar memposisikan diri sebagai anak dari sang kiyai. Tidak ada sedikitpun jarak antar keduanya ketika bertemu.
Kata dia, meski dalam posisi yang berbeda-beda , KH Dimyati Rois semasa hidupnya selalu memberikan kesejukan kepada semua orang. Petuah-petuah beliau selalu membuat hati adem, dan menyenangkan.
"Terlalu banyak nasehat baik yang sudah diberikan. Yang jelas selalu memberikan Nasehat bikin sejuk, selalu ingat itu," jelasnya.
Ganjar menyebut memiliki banyak kenangan dengan almarhum Abah Dim. Keduanya seringkali bertemu untuk silaturahmi atau berdiskusi tentang berbagai persoalan.
Satu di antara yang diingat Ganjar saat bersilaturahmi ke rumah KH Dimyati Rois untuk berbicara banyak hal, termasuk menyoal politik.
"Saya pernah sowan ke sini waktu itu, ngobrol banyak, beliau berikan petuah-petuah kepada saya. Dan yang menarik, karena beberapa event politik yang kita tidak selalu sama," ujarnya.
Setelah melayat di rumah duka, Ganjar beserta para tokoh seperti Gus Yusuf, Muhaimin Iskandar, dan sejumlah ulama dari berbagai daerah ikut menyalatkan jenazah KH Dimyati Rois di Masjid Al Muttaqin, Kaliwungu, Kendal selepas salat Jumat. (*)