Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Idul Adha

Harga Hewan Kurban di Semarang Naik Jelang Hari Raya Idul Adha

Harga hewan kurban mengalami kenaikan jelang Hari Raya Idul Adha 1443 hijriah atau tahun 2022 ini.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: rival al manaf
Tribun Jateng/Idayatul Rohmah
Hewan Kurban di RPH Semarang. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Harga hewan kurban mengalami kenaikan jelang Hari Raya Idul Adha 1443 hijriah atau tahun 2022 ini.

Kepala Unit Rumah Potong Hewan (RPH) dan Budidaya Hewan Potong (BHP) Penggaron Semarang Ika Nurawati mengatakan, kenaikan harga hewan kurban mencapai sekitar 5-7 persen dibandingkan dengan harga tahun lalu.

"Harga hewan kurban tahun ini naik antara 5-7 persen dibandingkan tahun lalu," jelas Ika, Rabu (15/6/2022).

Menurut Ika, kenaikan harga hewan kurban tahun ini tidak lepas dari adanya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menghambat ketersediaan stok.

Di samping itu, kata dia, penanganan khusus dalam antisipasi penyebaran wabah tersebut juga turut menjadi pendorong kenaikan harga hewan kurban terutama sapi tahun ini.

"Stok sapi berkurang karena wabah. Ada (juga) biaya ekstra untuk vitamin, karena kalau sakit ya biaya perawatan, vitamin, dan pemberian obat sampai sembuh," terangnya.

Di RPH Semarang Ika melanjutkan, pihaknya sendiri telah melakukan sejumlah antisipasi untuk mencegah kemungkinan penularan virus pada hewan ternak tersebut.

Di antaranya yakni memilih pasokan hewan kurban dari daerah yang dirasa masih aman dari wabah.

Selain itu kata dia, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang telah disediakan hewan kurban jauh hari sebelum Idul Adha.

Tahun ini, RPH hanya akan menyediakan hewan kurban dengan waktu yang dekat dengan Idul Adha dan sesuai pesanan konsumen.

"Untuk sapi, kami datangkan mepet waktunya untuk meminimalkan risiko terpapar (virus).

(Jumlah sapi yang akan didatangkan) bergantung pesanan," tambahnya.

Di sisi lain, Ika menambahkan, animo masyarakat untuk berkurban tahun ini tetap tinggi seperti tahun lalu.

Hanya, merebaknya isu PMK pada hewan ternak ini membuat masyarakat yang ingin berkurban masih ragu.

"Kemarin ketika rapat di Pemkot, dari DMI bilang animo masyarakat tinggi tapi terkendala wabah. Ini masih ada keraguan.

(Stok dari pemasok) saat ini baru 75 ekor," imbuhnya.

Ika sebelumnya menyebutkan, adapun daerah-daerah pemasok saat ini masih cukup dalam wilayah Jawa Tengah.

Sementara yang dirasa masih aman dari wabah yakni seperti Demak, Kudus, dan Pati.

"Paling jauh Magelang dan Wonosobo," tambahnya.

Disebutkan, hewan kurban yang disediakan RPH tahun ini berkisar antara Rp 20,2 juta sampai 29,7 juta.

Perbedaan harga disesuaikan dengan berat masing-masing hewan kurban.

"Tipe A berat 275-299 kilogram Rp 20,2 juta; tipe B 300-320 kilogram Rp 22,7 juta; tipe C 325-345 kilogram Rp 23,7 juta; tipe D 350-365 kilogram Rp 24,7 juta; tipe E 370-385 kilogram Rp 26,7 juta; tipe F 390-415 kilogram 27,7 juta; tipe G 415-435 kilogram Rp 28,7 juta; dan tipe H 435-455 kilogram Rp 29,7 juta.

Harga sapi plus jasa pemotongan," paparnya.

Adapun disebutkan biaya pemotongan dari luar, untuk kambing dikenakan Rp 300 ribu, sapi kurang dari 500 kilogram Rp 1,2 juta (biaya ranjang Rp 500 ribu), dan sapi lebih dari 500 kilogram Rp 1,7 juta (biaya ranjang Rp 800 ribu), serta pemotongan sapi bagi tenaga kerja dari luar dikenakan biaya Rp 500 ribu. (idy)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved