Berita Regional
Kalimat dari Suami Buat Mamah Muda di Pangandaran Menangis, Boleh Jual Diri Asal Utangnya Lunas
Silahkan kamu cari duit buat lunasin hutang, mau jadi PSK juga ya gak apa-apa yang penting hutangnya lunas dan setelah hutang lunas kamu boleh kembali
TRIBUNJATENG.COM, PANGANDARAN - Kisah menyayat hati dipaparkan seorang mamah muda yang terpaksa menjadi pekerja seks komersial (PSK) di Pangandaran.
Ia menangis jika ingat kalimat yang terlontar dari mulut suaminya ketika keluara 4 anak itu menghadapi masalah keuangan.
"Silahkan kamu cari duit buat lunasin hutang, mau jadi PSK juga ya gak apa-apa yang penting hutangnya lunas dan setelah hutang lunas kamu boleh kembali lagi," ucap Ani (bukan nama sebenarnya) meniru ucapan suaminya.
Dari situ ia kemudian memaksakan diri terjun ke dunia hitam karena tak sanggup bayar hutang terhadap rentenir.
Baca juga: Wanita Paruh Baya Mengaku Dianiaya Tetangga yang Iri Anggota Keluarganya Jadi PNS
Baca juga: Polisi Tangkap Mobil Fortuner Berpelat RFY Telat Pajak dan Terobos Jalur Busway Namun Lolos Razia
Baca juga: Kedok Erayani Nyamar Jadi Lelaki Terbongkar Setelah 10 Bulan Menikah dengan Gadis 22 Tahun
Baca juga: Tukang Parkir Nekat Begal Wanita Jepang yang Pulang Kerja Jalan Kaki
Hal tersebut menimpa seorang ibu muda beranak empat bernama Ani (nama samaran) (26).
Demi menghidupi anak dan menutupi hutang puluhan jutaan rupiah, Ibu muda ini terpaksa harus bekerja menjadi wanita pemuas lelaki hidung belang di warung remang-remang di wilayah Pangandaran.
Sejak kecil, ayah Ani meninggal dunia dan ibunya memutuskan menikah lagi.
Dan Ani hidup bersama ayah tiri yang menurutnya hubungan keluarga dengan ayah tirinya kurang baik.
Kehidupan keluarganya pun nyaris berantakan setelah ibunya pergi merantau menjadi TKW di Taiwan.
Ani menikah muda dengan suami pertama dan dikaruniai 1 anak lalu menikah kembali dengan suami kedua pada tahun 2017 dan dikarunia 3 anak.
Jadi, kini semua anaknya ada 4.
Sebelumnya, Ani dan suaminya pernah merantau ke Nusa Tenggara Timur (NTT) selama 13 tahun dan bekerja menjadi tukang service sofa.
Selama di Kupang, usaha yang ia geluti bersama sang suami terbilang lancar dan hasil usahanya bisa menghidupi kebutuhan keluarganya selama 13 tahun.
"Alhamdulillah waktu saya di Kupang usaha suami lancar, namun setelah wilayah Kupang NTT dilanda bencana tsunami, usaha saya pun hancur terhantam Tsunami," ucap Ani kepada wartawan di satu warung di Pangandaran, Rabu (15/6/2022) sore.
Kemudian Ani dan suaminya, akhirnya memutuskan pulang ke tempat orang tua Ani di daerah Jawa Tengah.
Selama tinggal di kampung halamannya, sang suami tidak bisa bekerja apa-apa (pengangguran) karena menurut Ani, sang suami tidak punya keahlian lain selain jadi tukang service sofa.
Sementara, sang suami bukan warga setempat melainkan warga Jawa Timur.
"Suami saya tidak bekerja (nganggur) selama setahun, karena tidak punya kenalan di sini dan suami saya tidak punya keahlian lain selain service sofa," ujarnya.
Untuk modal usaha, akhirnya Ani terpaksa meminjam sejumlah uang kepada beberapa orang rentenir dengan total nominal Rp 42 juta.
"Saya meminjam uang untuk modal usaha ke 6 orang, ke rentenir dengan jumlah puluhan juta rupiah untuk buka usaha servis sofa dan sisanya untuk saya jualan sayur keliling," ucap Ia.
"Tapi, usaha yang saya jalani tidak berjalan mulus. Usaha suami sepi tidak ada pelanggan dan saya menjual sayur keliling pun tidak laku hingga banyak sayuran sering busuk," kata ibu empat anak.
Sementara setiap hari para penagih hutang terus berdatangan, dan Ia pun bingung cara menutupnya karena usaha yang jalaninya dan suami bangkrut total.
Tidak sedikit, para penagih hutang atau rentenir datang dan memaki-maki Ani dengan bahasa kotor karena tidak bisa membayar hutang.
"Saya dimaki-maki sama rentenir dengan kata-kata kasar dan sering diancam," ucapnya.
Ani pun merasa kebingungan, sementara suami tidak mau bertanggungjawab atas hutangnya, semua tagihan di serahkan kepada Ani sendirian.
Ani merasa lelah dengan semua nasib yang dijalani lalu Ia mencoba memberanikan diri untuk menjadi wanita penghibur di warung remang-remang yang di wilayah Pangandaran.
Namun sebelumnya, Ia telah meminta izin kepada suaminya dan suaminya pun mengizinkan Ani yang merupakan istrinya untuk menjadi wanita penghibur dengan catatan hutangnya bisa lunas.
"Silahkan kamu cari duit buat lunasin hutang, mau jadi PSK juga ya gak apa-apa yang penting hutangnya lunas dan setelah hutang lunas kamu boleh kembali lagi," ucap Ani meniru ucapan suaminya.
Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut suaminya, Ani merasa sakit hati karena suaminya tega mengizinkan istrinya menjadi wanita penghibur.
Baca juga: Polisi Tangkap Mobil Fortuner Berpelat RFY Telat Pajak dan Terobos Jalur Busway Namun Lolos Razia
Baca juga: Video Megahnya RSUD Tangen Sragen, Layani Pasien Sampai Ngawi dan Grobogan
Baca juga: Tukang Parkir Nekat Begal Wanita Jepang yang Pulang Kerja Jalan Kaki
"Mana ada suami orang lain yang tega melihat istrinya dengan laki-laki lain, tapi suamiku malah mengizinkan aku menjual diri demi membayar hutangnya," ucapnya sambil meneteskan air mata sedihnya.
Padahal, uang yang Ia pinjam dipakai buat suami buka usaha service sofa dan dibantu dengan Ia berjualan sayur keliling demi kehidupannya tercukupi.
"Bukanya mengusahakan istri justru suami bilang kepada rentenir, masalah hutang itu tanggung jawab istri.
Jadi, kalau tidak bisa bayar hutang terserah mau dipenjarakan atau apa juga saya tidak peduli," kata Ani menirukan ucapan suaminya sambil menangis. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kisah Getir Ibu Muda Empat Anak, Harus Jadi PSK di Pangandaran Demi Bayar Hutang Puluhan Juta Rupiah,