Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Rupiah Berpotensi Melemah Menuju Rp 15 Ribu

Isu pertama yang akan menjadi penggerak nilai tukar rupiah melemah ke Rp 15.000/dollar AS yakni soal The Fed yang masih agresif menaikan suku bunga

Editor: Vito
KONTAN/Cheppy A Muchlis
ILUSTRASI uang rupiah 

Ibrahim menyatakan, perebutan dana antara pemerintah dan bank dalam menjaga tingkat pembiayaan defisit anggaran akan membuat dana deposan domestik berpindah ke surat berharga negara. "Crowding out sangat membahayakan kondisi likuiditas di sektor keuangan," terangnya.

Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengungkapkan, tetap ada beberapa instrumen keuangan yang bisa jadi pilihan investasi saat era suku bunga tinggi.

Pertama, instrumen yang dianggap tahan guncangan saat ada kenaikan suku bunga adalah emas dan surat utang negara atau SUN.

"Jadi, sektor yang akan diuntungkan, pertama tentunya banyak investor akan cenderung masuk ke safe haven ataupun aset yang relatif aman. Misalnya emas, kemudian surat utang pemerintah karena ada kenaikan tingkat suku bunga," paparnya.

Kemudian, menurut dia, instrumen selanjutnya yang bisa jadi pilihan investasi adalah reksa dana pendapatan tetap, produk deposito, dan saham sektor konsumer.

"Selain itu, ada deposito dan sektor yang masih cukup positif sebenarnya sektor consumer goods atau sektor yang berkaitan dengan makanan dan minuman. Sebab, kalau inflasi meningkat, artinya terjadi kenaikan permintaan," jelasnya.

Berarti, Bhima berujar, permintaan untuk kebutuhan pokok akan tetap tinggi karena walaupun harga naik, tetap akan dibutuhkan oleh masyarakat.

"Karena masyarakat akan fokus untuk pemenuhan kebutuhan pokok, dan mengurangi belanja barang-barang yang sifatnya sekunder maupun tersier," tukasnya. (Tribun Network)

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved