Berita Pati
Hanya Sekira 1 Persen Ternak di Pati yang Suspek PMK, Masyarakat Diminta Tidak Resah
Masyarakat Kab. Pati diminta tak terlalu risau dan resah dengan adanya wabah PMK.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, PATI - Masyarakat Kabupaten Pati diminta tidak terlalu risau dan resah dengan adanya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.
Sebab, jumlah hewan ternak di Pati yang saat ini suspek PMK tergolong sangat kecil jika dibandingkan total populasi.
Hanya 1,38 persen dari total 115 ribu ekor populasi.
Data tersebut disampaikan Kepala Dinas Peternakan (Dispertan) Kabupaten Pati, Nikentri Meiningrum, dalam rapat koordinasi penanganan PMK di Ruang Penjawi Sekretariat Daerah Kabupaten Pati, Senin (20/6/2022).
Dari ternak jenis sapi, awalnya terdapat 1.592 ekor yang suspek PMK.
Semuanya telah mendapat penanganan pengobatan dan 684 ekor di antaranya telah sembuh.
Kemudian 11 ekor di antaranya mati, dan 9 ekor telah dipotong.
Adapun ternak jenis kerbau, 35 ekor ditemukan suspek PMK dan seluruhnya telah dipotong.
Adapun ternak jenis kambing, terdapat enam ekor yang suspek dan semuanya telah diobati dan sembuh.
Bupati Pati Haryanto meminta masyarakat agar tidak resah.
"Setelah mengevaluasi ribuan hewan ternak, ternyata hanya sebagian kecil yang mati. Lebih banyak yang sembuh," kata dia.
Menurut Haryanto, ketakutan berlebihan kadang membuat masyarakat terburu-buru menjual hewan ternak dengan harga murah.
"Padahal kalau di desa, tabungan mereka itu ya sapi dan kerbau," ucap dia.
Namun demikian, lanjut Haryanto, pihaknya tetap akan memaksimalkan upaya pencegahan dan penanganan PMK. Di antaranya melalui pemberian, vaksin, obat-obatan, maupun vitamin.
Meski sebelumnya sempat menutup pasar hewan, Haryanto menegaskan bahwa ia tidak akan melakukan penutupan lagi. Sebab pihaknya ingin pedagang ternak tetap aktif jelang hari raya Iduladha. (*)