Berita Semarang
Kerja Waswas, Tak Berangkat Kena PHK, Ribuan Buruh di Kawasan Lamicitra Semarang Stres karena Rob
Rob di kawasan Lamicitra Semarang masih terus terjadi. Ternyata ini berpengaruh langsung pada kondisi mental buruh
Penulis: iwan Arifianto | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Rob di kawasan Lamicitra Semarang masih terus terjadi. Ternyata ini berpengaruh langsung pada kondisi mental buruh.
Banyak yang stres, banyak pula yang memutuskan resign dengan pertimbangan ekonomis.
Jumlahnya mencapai ratusan buruh.
Mereka resign karena bekerja di sana justru berakhir menambah utang. Sebagai misal untuk memperbaiki kendaraan yang rusak terendam rob.
Baca juga: Viral Pemotor di Sukoharjo Kena Tilang ETLE di Persawahan, Warganet: Ada CCTV di Situ?
Baca juga: Wamendag Sebut Harga Cabai Naik dan Bawang Merah karena Faktor Iklim, Yakin Segera Turun
Koordinator DPP Federasi Serikat Pekerja Indonesia Perjuangan-Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (FSPIP KASBI) Karmanto menyebut, ribuan buruh di Pelabuhan Tanjung Emas terutama di Kawasan Lamicitra tak hanya alami stres akibat rob.
Lebih dari itu, mereka alami trauma dan depresi.
Buktinya, ketika ada info hoax tanggul Lamicitra jebol lagi pada Kamis (2/6/2022), para buruh lari belingsatan menyelamatkan diri.
Para buruh alami trauma sehingga ketika mendengar kabar rob datang lagi mereka sangat ketakutan.
"Yang mengalami stres ribuan buruh, saya sendiri mengalami. Setiap mau berangkat kerja was-was ga berangkat kerja kena PHK," bebernya kepada Tribunjateng,com, Selasa (21/6/2022).
Melihat kondisi itu, Karmanto meminta pemerintah dan pengelola kawasan Pelabuhan agar benar-benar serius dalam menangani ancaman rob.
Ia menganggap, selama ini penanganan rob di kawasan pelabuhan Tanjung Emas Semarang tak ditangani secara serius.

Buktinya, banjir rob besar kembali merendam kawasan tersebut pada Senin (20/6/2022).
Padahal BMKG telah memprediksi kenaikan air pasang itu namun kesannya tak diperhatikan oleh pengelola pelabuhan.
"Okelah, kami sepakat banjir rob pada 23 Mei lalu sebagai musibah, tapi kemarin kog bisa banjir rob lagi? Seharusnya banjir rob kedua kemarin sebenarnya dapat ditanggungali semisal serius," tegasnya.
Ia menilai, banjir rob kemarin sebagai bentuk ketidakseriusan pemerintah.