Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banyumas

Ratusan Pecinta Ayam Pelung Berbagai Daerah Berkumpul di Banyumas Ikuti Latber Ayam Pelung

Pecinta ayam Pelung dari berbagai daerah berkumpul di wisata Curug Song.

Penulis: Imah Masitoh | Editor: sujarwo
Tribunjateng.com/Imah Masitoh
Latihan bernilai (Latber) ayam pelung digelar di wisata Curug Song, peserta berasal dari berbagai daerah, Minggu (26/6/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS - Pecinta ayam Pelung dari berbagai daerah berkumpul di wisata Curug Song untuk mengikuti latihan bernilai (Latber) ayam pelung, Minggu (26/6/2022). 

Acara ini digelar oleh Himpunan Peternak dan Penggemar Ayam Pelung Nusantara (HIPPAPN) Banyumas

Peserta yang mengikuti bersama

Latihan bernilai (Latber) ayam pelung digelar di wisata Curug Song, peserta berasal dari berbagai daerah, Minggu (26/6/2022).
Latihan bernilai (Latber) ayam pelung digelar di wisata Curug Song, peserta berasal dari berbagai daerah, Minggu (26/6/2022). (Tribunjateng.com/Imah Masitoh)

dari berbagai daerah seperti Cilacap, Kebumen, Banjarnegara, Kuningan, Pemalang, Batang, Ciamis, hingga Jogjakarta. 

"Peserta yang mengikuti boleh dari mana saja. Hingga saat ini ada 150 lebih peserta yang sudah mendaftar," ucap Luthfi Prasetyo selaku ketua panitia penyelenggara Latber ayam pelung

Ayam pelung sendiri merupakan ayam lokal unggul yang berasal dari Cianjur, Jawa Barat. Sekilas ayam ini terlihat seperti ayam-ayam pada umumnya. 

Namun bila dilihat lebih jeli, ayam pelung ini memiliki postur yang besar dan kokoh bila dibandingkan dengan ayam lokal biasa. 

Selain itu ayam pelung cakar ayam ini lebih panjang dan besar biasanya berwarna hitam, hijau, kuning atau putih. 

Jengger ayam pelung juga lebih besar, tegak, dan berwarna merah. Sementara untuk warna bulu ayam pelung ini tidak memiliki pola dan warna khusus. 

Sedangkan untuk suaranya, ayam pelung berkokok dengan irama, lebih panjang, dan merdu dibandingkan dengan ayam biasa. 

Di dalam Latber ini, ayam peluang ada tiga kategori yang dijuarakan yakni dilihat dari penampilan, bobot, dan suara utama. 

"Penampilan dilihat dari kecakapan ayamnya seperti warna. Dari bobotnya, semakin berat itu semakin baik. Dan suara dipilih yang paling termerdu," jelas Luthfi kepada Tribunjateng.com.

Cara penilaian Latber ini dilakukan perbaikan sesi. Setiap sesi terdiri dari 25 ayam pelung. Nantinya ayam akan dimasukan ke dalam kandang yang sudah disediakan panitia. 

Kemudian panitia akan memberikan waktu selama 30 menit. Di situlah ayam pelung akan berunjuk kebolehan dengan berkokok dengan merdu. 

"Ngga dipancing, setelah waktu dimulai pemilik ayam diharuskan keluar dari area penjurian. Biarlah ayam yang bekerja dengan mentalnya sendiri. Juri akan berkeliling menilai sesuai kriteria yang terbaik," ungkap Luthfi. 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved