Berita Cilacap
Banjir di Cikedondong Cilacap, Warga Was-Was Teringat Memori Banjir Bandang 2020
Banjir kembali merendam Desa Cikedondong Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap pada Minggu (26/6/2022) malam
Penulis: Pingky Setiyo Anggraeni | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, CILACAP - Banjir kembali merendam Desa Cikedondong Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap pada Minggu (26/6/2022) malam.
Walaupun banjir kali ini tak separah banjir di tahun 2020 lalu, namun warga masih merasa was-was apabila banjir dahsyat tersebut terulang lagi.
Banjir bandang tahun 2020 lalu tentu menyisakan banyak kesedihan bagi warga Cikedondong, pasalnya harta benda dan hewan ternak mereka banyak yang hanyut terbawa banjir.
Daisah, salah satu warga Desa Cikedondong mengaku sempat merasa panik saat banjir akan datang.
Baca juga: Suara Sumbang Suporter Setelah Persis Solo Tersingkir dari Piala Presiden, Kaesang Bereaksi
Baca juga: Rusia Tegaskan Jika NATO Ganggu Wilayah Krimea Berarti Deklarasi Perang Dunia III
"Panik tentu dirasa, karena takut banjir bandang seperti tahun 2020 kejadian lagi," katanya saat ditemui Tribunjateng.com Senin (27/6/2022).
Banjir kali ini terjadi pada Minggu malam sekira pukul 18.30 WIB setelah hujan deras mengguyur wilayah Cikedondong sejak siang.
Daisah menuturkan bahwa ia dan warga lainnya selalu bersiap-siap apabila terjadi hujan deras dalam waktu yang lama dan kondisi air Sungai Ciaur mengalami kenaikan.
Mereka melakukan itu tak lain untuk meminimalisir kerugian ketika banjir datang.
"Pas hujan deras saya langsung naikin barang-barang. Jadi warga sini kalau hujan gede dan mau banjir semua siap-siap," kata Daisah.
Meski tidak ada harta benda yang hanyut terbawa banjir, namun Daisah merasa susah karena padi yang baru dipanennya terpaksa harus dijemur lagi lantaran sempat terkena banjir.
Rumah Daisah yang berada di dekat sungai tentu tak luput dari banjir bahkan di rumahnya, dikatakan ketinggian air sebatas dada orang dewasa.
"Rumah saya kena soalnya kan dekat sungai, sedada airnya, tapi masih aman," kata DaisahÂ
Sementara Riswo, yang juga warga Desa Cikedondong mengaku selalu was-was ketika wilayah Lumbir, Banyumas diguyur hujan deras dengan waktu yang lama.
Hal itu karena aliran Sungai Ciaur yang berada didekat rumahnya berhulu di Lumbir.
"Kalau disini hujan ngga was-was, tapi kalau hujannya di Lumbir malah was-was karena kan dari Lumbir, Karangpucung semua ngalirnya kesini," kata Riswo.
Ia mengaku selalu mendapat informasi dari keluarganya apabila terjadi hujan lebat di Lumbir.
Terlebih jika kondisi di Lumbir sudah mengkhawatirkan seperti banjir yang terjadi 3 jam sebelumnya di haru itu.
"Kemarin kan saudara ada yg telfon katanya suruh siap-siap soalnya di Lumbir air sudah melimpah ke jalan," tuturnya.
Setelah banjir surut sekitar pukul 4 pagi, warga kemudian membersihkan rumahnya dari sisa banjir.
Meski tidak sebesar banjir di tahun 2020 lalu, namun banjir kali ini Desa Cikedondong menjadi daerah yang paling parah jika dibandingkan daerah lain di Cilacap.
Pasalnya ada 811 jiwa yang terdampak, dari 3 dusun di Desa Cikedondong yang terendam.
Sejak banjir datang pada Minggu malam, mereka kemudian mengungsi ke rumah saudara yang posisinya lebih tinggi dan tidak terkena banjir.
Sementara petugas BPBD disiagakan di lokasi ketika banjir berlangsung.
Selain itu, Posko Kesehatan juga sudah didirikan guna pendampingan dan pengecekan kesehatan bagi warga yang terdampak. (pnk)