Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Idul Adha

Subhanalloh! Jumiah Nenek Pemulung Usia 80 Tahun Ini Bisa Beli Sapi Kurban setelah Menabung 15 Tahun

Jumiah Nabung Lebih 15 Tahun untuk dapat membeli sapi Qurban. Inilah kisah seorang nenek 80 tahun di Kendal sukses berkurban Sapi dari hasil memulung

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Catur waskito Edy

TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Subahanalloh! Perjuangan tak kenal lelah dilalui seorang nenek 80 tahun, Jumiah asal Kabupaten Kendal untuk menggapai cita-citanya.

Selama kurang lebih 15 tahun, Jumiah yang berdomisili di Kampung Gagakan, RT 4 RW 2, Kelurahan Sijeruk, Kecamatan Kota Kendal menjalani rutinitas sehari-hari sebagai pemulung (tukang rosok).

Kegigihannya mencari rosok-rosok dijalani setiap hari demi mengumpulkan uang. Dia mempunyai cita-cita pergi ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah Haji dengan uang tabungannya.

Saat ditemui di kediamannya, nenek Jumiah bercerita, dahulu dia tinggal bersama suami di gubuk kecil dengan berjualan makanan.

Setelah sang suami meninggal, Jumiah tinggal sebatang kara di rumah peninggalan keduanya. Sedangkan anak-anak tirinya sudah berkeluarga dan hidup terpisah.

Sejak itu, Jumiah mulai menjajaki profesi barunya sebagai tukang pencari rosok atau pemulung.

Setiap hari dia mencari barang-barang bekas menyusuri jalanan di wilayah Kota Kendal dan sekitarnya untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah.

Nenek 80 tahun ini biasa mulai memulung pukul 07.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB. Seberapa banyak barang yang ia dapat selalu disyukuri tanpa mengeluh dengan keadaan.

"Enggak mesti (mulungnya, red). Kadang jauh, berangkatnya jalan kaki, pulangnya becak. Enggak kuat bawa rosok," terangnya, Selasa (28/6/2022).

Keteguhannya mencari barang-barang bekas semata-mata tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan makan sehari-hari.

Jumiah mempunyai cita-cita bisa pergi ke Tanah Suci untuk berhaji dengan uang hasil kerja kerasnya yang disihkan.

Impian itu ia genggam kuat sejak suaminya meninggal dengan menjadi seorang pekerja keras dan berhasil mengumpulkan tabungan Rp 22 juta.

Jumiah mengaku, tabungan puluhan juta itu tidak akan terkumpul tanpa bantuan anak tirinya.

Setiap mendapatkan uang dari hasil penjualan rosok, Jumiah menyisihkan sebagaiannya untuk kebutuhan makan sehari-hari.

Selebihnya ia titipkan kepada anak tirinya untuk ditabungkan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved