Berita Viral
Surti Tak Kuasa Berkata-kata Saat Suami Mengajak Bicara Setelah 30 Tahun, Kisah Mereka Bak Sinetron
Belasan tahun tak ada kabar, mereka sudah mengikhlaskan andai kata Muhadi telah meninggal dunia
TRIBUNJATENG.COM - Selama 30 tahun Muhadi (72) tanpa kabar.
Dalam waktu yang tak sebentar itu berbagai cara sudah dilakukan keluarga untuk menemukannya.
Hingga akhirnya mereka pasrah dan pilih megikhlaskan.
Karena itu saat ada kabar kalau keberadaan Muhadi telah terlacak, keluarga sangat kaget sekaligus bahagia.
Baca juga: Wanita Pasuruan Ditemukan Tewas Terbenam di Bak Mandi Vila, Sebelumnya Masuk Bersama Suami
Baca juga: Video Detik-detik Kaki Bocah Terlindas Mobil Saat Ambil Bola di Selokan, Cuma Diberi Rp 100 Ribu
Istri Muhadi, Surti (65) sampai sulit berkata-kata.
Surti (65) tampak begitu grogi, wajahnya terlihat antara percaya dan tak percaya.
Sang suami yang awalnya merantau di Malaysia tiba-tiba hilang tanpa kabar.
Awal merantau awal 1990-an, keduanya masih sering saling menghubungi.
Muhadi juga selalu kirim uang untuk keluarganya.
Namun, pekerjaan yang tak pasti di Malaysia membuat Muhadi berpindah-pindah tempat kerja.
Ia bahkan meninggalkan Malaysia dan pergi ke Aceh untuk bekerja apa adanya.
"Tahun 2006 ketika tsunami, bapak sempat berkabar kalau (dia) selamat," kata Ali Fattah (45), anak pertama Muhadi dan Surti, Senin (27/6/2022).
Itu merupakan kabar terakhir yang Ali dan keluarganya terima soal keberadaan sang bapak.
Setelah itu, tak ada sedikit pun cerita soal Muhadi.
Belasan tahun tak ada kabar, mereka sudah mengikhlaskan andai kata Muhadi telah meninggal dunia.
Maka ketika kabar sang bapak selamat dan akan segera pulang ke Trenggalek untuk kembali bersama keluarga, Surti, Ali dan tiga anak lainnya merasa seperti tak percaya.
"Sama halnya saya menemukan emas. Masalahnya sudah dikabarkan meninggal, jadi (dapat kabar bapak masih hidup) sama seperti menemukan emas," sambung Ali.
Senin (27/6/2022), Surti kembali bisa bertatapan dengan wajah suaminya lewat panggilan video dengan aplikasi.
Panggilan video itu digelar di rumah Surti di Desa Ngadisuko, Kecamatan Durenan.
Polisi membawa alat lengkap dengan layar proyektor.
Di layar itu, Muhadi bersama polisi di Labuhanbatu tampil.
Suasana lokasinya menunjukkan ia berada di markas polisi.
Pertemuan virtual itu memang difasilitasi oleh Polres Trenggalek dan Polres Labuhanbatu, Sumatera Utara.
Terjalinnya kembali kabar keluarga itu dimulai dari media sosial, juga kecekatan polisi menyambungkan informasi.
Kabar yang dihimpun SURYA.CO.ID, Muhadi beberapa tahun terakhir hidup terlantar di Labuhanbatu Utara.
Cerita bahwa dia merupakan warga Jatim yang sudah puluhan tahun tak pulang dan lepas kontak dengan keluarga didengar oleh anggota polisi setempat.
Kabar itu kemudian meluas hingga ke media sosial.
Polisi Labuhanbatu kemudian berkomunikasi dengan polisi di Kabupaten Trenggalek.
Setelah ditelusuri, keberadaan keluarga Muhadi akhirnya ditemukan pada Minggu (26/6/2022).
Mereka tinggal di Desa Ngadisuko, Kecamatan Durenan.
Dalam perbincangan virtual itu, Surti tak kuasa berkata-kata.
Suaminya berkali-kali mengajaknya berbincang.
Tapi, Surti hanya terisak sembari sesekali menghapus air matanya.
"Saya (sampaikan) terima kasih," kata Surti kepada Kapolres Trenggalek AKBP Dwiasi Wiyatputera.
Tentu saja, keluarga Muhadi di Trenggalek tak tinggal diam ketika sang ayah hilang kontak.
Ali Fattah sempat mencoba mencari keberadaannya.
"Saya cari sampai ke Jambi. Tidak ketemu. Balik lagi karena kehabisan uang," terang Ali.
Adik Ali pun sempat berencana untuk kembali pergi mencari sang bapak.
Tapi hal itu urung dilakukan.
"Saya larang. Bapak sudah hilang. Saya khawatir adik nanti hilang juga," tutur Ali.
Sementara Muhadi tampak begitu bersemangat ketika berbincang dengan Ali dalam panggilan video itu.
Ia seperti tak sabar ingin segera pulang.
"Tapi bapak pulang tidak bawa apa-apa," kata Muhadi, dalam bahasa Jawa.
Ali yang awalnya terharu pun tertawa mendengar kata-kata bapaknya.
"Yang penting selamat sampai rumah, Pak," timpalnya.
Akan dijemput Polisi
Polres Trenggalek rencananya akan menjemput Muhadi (72),
Muhadi direncanakan berangkat dari Labuhanbatu, Sumatera Utara, Selasa (28/6/2022) besok.
Ia diberangkatkan oleh Polres setempat naik pesawat hingga di Bandara Juanda Surabaya.
Kapolres Trenggalek, AKBP Dwiasi Wiyatputera mengatakan, ia akan ikut menjemput langsung ke bandara bersama Ali Fattah, anak pertama Muhadi.
"Kami akan menjemput dan mengawal sampai rumah. Kami juga sudah berkomunikasi intens dengan Polres Labuhanbatu," kata Dwiasi, Senin (27/6/2022).
Dwiasi mengatakan, pihaknya menerima kabar soal Muhadi yang terpisah 30 tahun dengan keluarganya pada Minggu (26/6/2022) siang.
Kabar itu didapat dari kepolisian Labuhanbatu. Ia pun meminta anggotanya untuk menelisik benar-tidaknya keberadaan keluarga Muhadi di Trenggalek.
Dan benar saja, tak butuh waktu lama bagi polisi menemukan Surti (65), istri Muhadi yang tinggal di Desa Ngadisuko, Kecamatan Durenan.
"Ternyata sudah 30 tahun tidak bertemu," ungkap Dwiasi.
Dwiasi berharap, keluarga Muhadi bisa bisa hidup bahagia setelah kepulangan sang bapak. (*)
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Hilang 30 Tahun dan Dikira sudah Meninggal, Pria Ini Akan Bertemu dengan Keluarganya di Trenggalek