Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

5 Respons Parpol Tentang Wacana Pasangan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024

Gubernur DKI Anies Baswedan dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo disebut memiliki elektabilitas teratas untu bursa pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Editor: rival al manaf
kolase Kompas.com/Tribunnews
Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo 

4. Demokrat

Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menilai duet Ganjar-Anies bukanlah solusi untuk menghentikan polarisasi atau keterbelahan di masyarakat usai Pemilu 2014 dan 2019.

Menurut dia, ada tiga hal yang bisa menjadi solusi atas persoalan itu.

Pertama, para elite politik harus memberikan contoh bagaimana menghargai perbedaan.

Kedua, para elite parpol harus terbiasa berkompetisi, bukan berupaya menghalangi munculnya calon lain dalam kontestasi pilpres.

Ketiga, menghentikan penyebaran politik kebencian, framing dan labeling yang bernada negatif pada kubu lawan dalam kontestasi Pemilu.

Baca juga: 7 Rekomendasi Tempat Wisata di Kota Semarang Cocok Dikunjungi saat Liburan Sekolah

Baca juga: AKP ZA Kasatlantas yang Digerebek Warga saat Berhubungan dengan Istri Sesama Perwira Resmi Dicopot

Baca juga: Medsos Mychell Chagas Kebanjiran Komentar, Pemain Asing Ketiga PSS Sleman

5. Respons Ganjar

Sementara itu, Ganjar turut angkat bicara soal wacana duet ini. Gubernur Jawa Tengah ini memilih menanggapi santai wacana itu.

"Lha, aku duet karo bojoku (lah saya duet sama istriku)," kata Ganjar di CFD Solo, Minggu (26/6/2022).

Terkait wacana tersebut, Ketua DPC PDI-P Solo FX Hadi Rudyatmo alias Rudy menegaskan bahwa partainya menunggu keputusan resmi dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri terkait capres yang akan diusung.

"Kalau saya tetap tegak lurus dengan Ketua Umum (Megawati Soekarnoputri)," kata Rudy di Solo, Jawa Tengah, Minggu.

Tak cukup persamaan ideologi
Melihat wacana Anies Ganjar, Uma mengatakan, hal yang bisa mempersatukan bangsa yang kian terpolarisasi saat ini tidak cukup hanya ideologi, melainkan keluasan hati pemimpin untuk menerima ragam perbedaan.

Ia menjelaskan, demokrasi yang hanya dibangun di atas basis politik dendam dan permusuhan tidak akan mampu mencapai titik temu, meski dilakukan dengan beragam dialog antar-ideologi.

"Karena itu, dibutuhkan jiwa yang bersih, pikiran yang terang, dan sikap yang positif dari seluruh elemen bangsa, khususnya para pemimpin untuk menanggalkan ego pribadi, politik dendam, dan menerima perbedaan yang ada," ujarnya.

Apabila masih ada partai politik yang menyuarakan pentingnya "Bhineka Tunggal Ika", tetapi para elit dan kadernya masing "mengkotak-kotakkan diri", Umam menilai mereka tidak memahami esensi kebhinekaan.

Menurutnya, partai politik tersebut seolah menutup mata bahwa perbedaan adalah fitrah yang harus diletakkan dalam prinsip kemanusiaan universal. (*)

Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul Diklaim Pemersatu, Duet Anies-Ganjar Sulit Diwujudkan, Ini Alasannya

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved