Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jepara

Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual di Rumah Sakit, Perawat dan RSUD RA Kartini Jepara Lapor Polisi

Pihak RSUD RA Kartini dan perawat FA resmi laporkan pemilik akun @UpWanita ke polisi.

Penulis: Muhammad Yunan Setiawan | Editor: sujarwo
TRIBUNMURIA/YUNANSETIAWAN
Pihak RSUD RA Kartini dan perawat berinisial FA melaporkan akun twitter @UpWanita atas dugaan pencemaran nama baik ke Polres Jepara. Atas laporan ini, Kasatreskrim Polres Jepara AKP M. Fachrur Rozi menyampaikan akan melakukan penyelidikan. 

TRIBUNMURIA.COM, JEPARA - Pihak RSUD RA Kartini, Kabupaten Jepara dan perawat  berinisial FA resmi melaporkan pemilik akun @UpWanita ke Polres Jepara.

"Ya kami sudah menerima laporan langsung dari Plt Direktur RSUD RA Kartini yang melaporkan dan menyerahkan langsung laporan resmi kepada Pak Kapolres. Kemudian Pak Kapolres memerintahkan saya untuk menindaklanjuti laporan tersebut," kata Kasatreskrim Polres Jepara AKP M. Fachrur Rozi saat dimintai konfirmasi tribunmuria.com, Selasa (28/6/2022) sore.

Dalam laporan tersebut, kata dia, dua pelapor itu melaporkan pemilik akun @UpWanita atas dugaan pencemaran nama baik. Sebagaimana yang termaktub Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas UU RI Nomor 11 Tahun2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Setelah menerima laporan ini, kata dia, pihaknya akan melakukan serangkaian penyelidikan.

"Kami baru menerima suratnya (laporannya). Dalam waktu dekat ini kami akan mengundang seluruh pihak. Semoga kami bisa mengundang pemilik akun @UpWanita," bebernya.

Saat konferensi pers, Plt Direktur RSUD RA Kartini Vita Ratih Nugraheni memberikan waktu 2X24 jam kepada pemilik akun @Up Wanita agar menyampaikan keluhannya dengan menghubungi Humas RSUD RA Kartini atau mendatangai langsung bagian layanan pelanggan. 

Apabila tuduhannya di twitter itu tidak benar, pihak RSUD RA Kartini meminta pemilik akun tersebut menarik unggahannya dan dan meminta maaf kepada RSUD RA Kartini di seluruh media massa.

Namun, belum ada 2X24 jam, pihak RSUD RA Kartini sudah membuat laporan ke Polres Jepara.

Diberitakan sebelumnya, manajemen RSUD RA Kartini telah melakukan investigasi terkait dugaan adanya pelecehan seksual yang dilakukan oleh salah seorang perawat berinisial FA.

Selama investigasi, FA dibebastugaskan untuk tidak melayani pasien secara langsung.

Plt Direktur RSUD RA Kartini Vita Ratih Nugraheni mengatakan, pihaknya telah menginvestigasi dan meminta klarifikasi kepada perawat tersebut. Investigasi itu dilakukan tim internal RSUD RA Kartini.

"Yang bersangkutan menyatakan dan telah membuat pernyataan tertulis di atas materai bahwa yang bersangkutan tidak pernah melakukan sebagaimana yang dituduhkan oleh akun @UpWanita," kata dia saat konferensi pers di Ruang Komite Medis, RSUD RA Kartini, Selasa (28/6/2022) pagi.

Vita juga meminta pemilik akun @UpWanita jika mengalami hal tersebut  bisa menyampaikan keluhannya ke nomor telepon +6282137791415 bagian Humas RSUD RA Kartini. Ia menyilakan kepada terduga penyintas untuk mendatangi langsung ke bagian layanan aduan pelanggan RSUD RA Kartini. 

Vita menjamin identitas pengadu akan dirahasiakan.

Apabila dalam waktu 2X24 jam sejak konferensi pers, lanjut Vita, pemilik akun @UpWanita itu tidak bisa membuktikannya. Pihaknya meminta yang bersangkutan untuk menarik postingan dan meminta maaf kepada RSUD RA Kartini di seluruh media massa.

"Atau kami akan mengambil langkah hukum," jelasnya.

Vita juga membeberkan perawat berinisial FA itu bertugas di ruang kelas tiga, di Ruang Kemuning. Setiap ruangan berisi tujuh tempat tidur pasien. Antara pasien satu dengan pasien lain disekat dengan tirai korden. Total ada 32 tempat tidur di ruang tersebut. Masing-masing pasien dijaga oleh satu orang dari pihak keluarga pasien. Di ruangan itu juga dilengkapi cctv.

Menurut Vita, jumlah perawat perempuan lebih banyak dibanding perawat laki-laki. Dalam satu shift di ruang itu bertugas empat perawat, terdiri satu perawat laki-laki dan tiga perawat perempuan.

"SOP menangani pasien sudah ada. Untuk masalah sangat privasi pasien harus ditangani (perawat) sesuai jender pasien," ujarnya.

Secara terpisah, Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi mengapresiasi langkah RSUD RA Kartini membebastugaskan terduga pelaku dan melakukan pemeriksaan.

Namun, ia memberi catatan pada proses investigasi yang hanya menyandarkan klarifikasi terduga pelaku tanpa meminta keterangan langsung dari korban.

Menurutnya, tipe kekeresan seksual itu terjadi di ruang-ruang tertutup dan dalam relasi tidak imbang.

"Sehingga tidak ada saksi yang melihat atau mengetahuinya. Maka sangat mungkin--seperti kasus lainnya--pelecehan seksual ini akan dibantah," ujarnya saat dihubungi tribunmuria.com.

Dia berpendapat, proses investigasi tersebut akan lebih baik jika melibatkan organisasi profesi atau pihak luar RSUD RA Kartini.

Untuk diketahui, salah seorang perawat di RSUD Kartini, Kabupaten Jepara, diduga melakukan pelecehan seksual kepada pasiennya.

Informasi ini pertama kali diungkap oleh pemilik akun twitter @UpWanita. Melalui akun pribadinya itu, ia mengaku telah mendapat pelecehan seksual oleh salah seorang perawat di RSUD RA Kartini, Kabupaten Jepara.

"Twitter please do your magic!!!

Aku mau speak up terkait kelakuan bangsat org ini sebut saja Aan, memanfaatkan profesi sbgai jln utk lancarkan otak mesumnya, mgkn sebagian warga #Jepara ada yg kenal dgn dia. Perawat cabul, mesum, bangsat!"

"Aku mewakili semua wanita yg pernah di rawat di bangsal RS K***ini Jepara! Terutama yg pernah alami pelecehan oleh perawat diatas. Yaa aku masih ingat nama jelas yg tertulis di seragamnya saat itu!" tulisnya.

Menurut pengakuannya, pelaku memanfaatkan kondisinya yang terbaring lemah. Kemuda si perawat iru menyentuh bagian sensitifnya. Kejadian itu terjadi berulang kali

"...dalam sehari bisa 4x masuk ke kamar inap ku hnya utk melancarkan aksi bejat dan mesumnya!!!"

Dia mengaku mengalami trauma berat setelah mendapat perlakuan cabul dari perawat tersebut. Dia juga mempertanyakan etika perawat terhadap pasien perempuan.

"Kejadian itu berulang kembali ketika mendekati subuh, dengan beraninya dia memasukkan tangan nya ke bagian alat vitalku, apa daya tubuh terbaring lemah dan di manfaatkan oleh si b*j*ng*n itu! Betapa ternodainya tubuh ini!" bebernya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved