Guru Berkarya
Mewujudkan Generasi Berkarakter Pancasila
Penguatan pendidikan karakter (PPK) yaitu gerakan perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak menuju ke arah yang lebih baik.
Oleh: Masrurotun SPdSD, Guru SDN Lumbungmas 01 Kec Pucakwangi Kab Pati
PENGUATAN pendidikan karakter (PPK) yaitu gerakan perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak menuju ke arah yang lebih baik. Penguatan pendidikan karakter di canangkan karena tantangan kedepan yang semakin komplek dan meng-global, disamping melihat adanya harapan-harapan masa depan bagi bangsa ini. Hal ini menuntut konsekuensi bagi lembaga pendidikan untuk menyiapkan peserta didik menjadi insan yang berkepribadian dalam nilai-nilai spiritual, moral, di samping penguasaan ilmu dan keterampilan yang memadahi untuk bekal masa depan.
Dari itu dapat dimaknai bahwa dalam pendidikan akan terjadi suatu usaha yang disengaja secara terencana dalam menciptakan proses belajar. Proses belajar ini menuntut peserta didik mengambil bagian dalam pengembangan diri pribadinya sampai dia memiliki kekuatan spiritual keagamaan, dapat mengendalikan diri, mempunyai kepribadian, kecerdasan, dan akhlak yang mulia. Selain itu peserta didik juga mempunyai keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakatnya, dan bangsanya.
Model implementasi penguatan pendidikan karakter di sekolah diantaranya dengan model otonom dengan menempatkan pendidikan karakter sebagai mata pelajaran tersendiri , akan tetapi dalam kurikulum 2013 yang di gunakan atau di terapkan pada satuan pendidikan tidak di alokasikan struktur program dan alokasi waktu tersendiri sehingga tidak bisa dilaksanakan secara efektif. Lewat kegiatan pembiasaan siswa di sekolah dengan beberapa model implementasi penguatan pendidikan karakter telah di tempuh dalam upaya membekali peserta didik untuk menyongsong tantangan masa depan di era abad 21 agar mempunyai keunggulan dan daya saing global dari segi karakter, moralitas, pengetahuan dan keterampilan. Karakter adalah sifat batin yang mempengaruhi segenap pikiran, perilaku dan budi pekerti yang dimiliki manusia. Dengan demikian pendidikan karakter merupakan usaha sadar dan terencana orang dewasa dalam mengubah karakter atau watak peserta didik.
Penguatan pendidikan karakter merupakan perwujudan rencana pemerintah dalam rangka menyiapkan masa depan peserta didik menuju Generasi Emas 2045. Fokus penting gerakan ini mencakup lima karakter; 1) religius, mewujudkan perilaku dan perkataan dalam mempercayai keyakinannya kepada Tuhan YME, 2) nasionalis, memprioritaskan kepentingan bangsa dari pada kepentingan lain, 3) gotong royong, menjunjung tinggi kerja sama dan saling menolong, 4) integritas, berusaha membuat diri konsisten dipercaya orang lain dalam perilaku dan perkataan, 5) mandiri, percaya dengan kemampuan diri tanpa bergantung pada orang lain.
Ada yang perlu digarisbawahi bersama dalam gerakan penguatan pendidikan karakter. Pertama diperlukan kerja sama antara sekolah, orang tua dan masyarakat. Peserta didik perlu mendapatkan porsi pendidikan karakter melalui peneladanan, baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat. Dengan begitu penguatan pendidikan karakter ini sesungguhnya secara tidak langsung juga mendidik semua pihak yang terlibat. Kedua, harmonisasi olah hati (segi estetika), olah rasa (segi etika), olah pikir (literasi), dan olah raga (seutuhnya). Ketiga, kelima karakter yang menjadi fokus penguatan itu perlu dijabarkan ke dalam semua mata pelajaran di sekolah, diterapkan ke dalm kehidupan sehari-hari.
Untuk mewujudkan generasi berkarakter pancasila tidak sekedar program formal pendidikan di sekolah akan tetapi akan lebih efektif dan punya tingkat keberhasilan yang lebih tinggi apabila penguatan pendidikan karakter dijadikan suatu gerakan bersama masyarakat dan sekolah dengan dukungan penuh dari pemerintah untuk melaksanakan sosialisasi, implementasi pendidikan karakter ini di sekolah maupun di masyarakat. (*)