Berita Purwokerto
Holik Jalan Kaki dari Lumajang ke Istana untuk Temui Presiden, Tuntut Keadilan Korban Erupsi Semeru
Tiga warga Sumber Wuluh lakukan aksi jalan kaki dari Lumajang menuju Istana Negara.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: sujarwo
Ia mengatakan sejak dulu warga Sumber Wuluh khawatir, apabila sewaktu-waktu Kali Regoyo banjir dengan membawa lahar dingin akan meluap ke perkampungan.
Menurut Holik, pada awal 2021
sudah sempat terjadi luapan pasir ke arah perkampungan.
Namun perusahaan penambang tidak mengindahkan ancaman bahaya itu.
"Kami memprotes dan mengadukan hal ini berkali-kali kepada aparat keamanan dan
pemerintah.
Tapi tidak pernah ada tanggapan dan tindak lanjut," kata Pangat.
Laki-laki setengah baya itu bersama dengan dua rekannya akhirnya memutuskan melakukan protes dengan jalan kaki tersebut.
Ketiga warga Lumajang itu sudah melewati beberapa daerah seperti Probolinggo, Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Kertosono, Nganjuk, Madiun, hingga masuk ke wilayah Kabupaten Banyumas.
Kekhawatiran warga ini terjadi pada 4 Desember 2021 lalu saat Gunung Semeru Erupsi.
Desa Sumber Wuluh tertimbun oleh guguran pasir Gunung Semeru.
"Protes kami dulu didengarkan, mungkin desa kami tidak tertimbun oleh pasir.
Sekalipun juga terdampak, kami menduga tidak akan separah sekarang dan menimbulkan
banyak korban jiwa.
Inilah yang kami protes, kami menuntut keadilan.
Tolong lindungilah warga dari ancaman bencana Pak Presiden," harapnya.
Holik mengungkapkan harapannya, kewenangan perijinan perusahaan penggalian pasir (Galian C) sekarang kewenangannya ada di pemerintah pusat.
Karena itu Holik dan kawan-kawan juga berharap agar Pemerintah Pusat menindak tegas pelaku penambangan yang mengabaikan keselamatan lingkungan dan keselamatan warg