Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribun Sejarah

Kala Serdadu Belanda Banyak Tewas karena Penyakit Kelamin karena Kumpul Kebo & Gundik Zaman Kolonial

Puluhan atau mungkin ratusan tentara Belanda (Hindia Belanda) dikabarkan terkena penyakit kelamin.

Wikimedia Commons, Tropenmuseum via Nationalgeographic.grid.id
Ilustrasi Tentara Belanda sedang memeriksa surat-surat dari perempuan Jawa. 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Puluhan atau mungkin ratusan tentara Belanda (Hindia Belanda) dikabarkan terkena penyakit kelamin.

Gara-gara kumpul kebo dengan para gundik dan pegenggek zaman dulu.

Bahkan dibakarkan banyak serdadu yang tewas karena penyakit kelamin ini karena tidak tertolong.

Mereka mulai terjangkiti penyakit kelamin seperti Herpes, Syphilis, Morbiveneris dan lain-lain.

Konon penyebab tragedi ini karena pemerintah Hindia Belanda hanya memberikan izin kontrak perkawinan kepada anggota setaraf Sersan Mayor

Semua anggota militer yang dipertimbangkan untuk masuk dalam prajurit tetap, dan NCOs dan tentara tingkat bawah yang mendapat izin jenderal.

Dari munculnya kebijakan tersebut, bagi golongan militer yang tidak diberikan izin menikah legal akan menempuh jalan untuk mendapat pernikahan secara tidak legal.

Tidak adanya pengawasan langsung dari pemerintah, dengan mudah membawa para gundik atau Nyai masuk ke barak militer mereka.

Lahirnya para gundik pribumi di Hindia Belanda juga berkaitan erat dengan fenomena kemelaratan rakyat kelas bawah.

Mereka ada karena gejolak sosial yang terhimpit urusan ekonomi.

Awalnya Mencari Rempah-rempah

Seperti bangsa Eropa lainnya, faktor kedatangan Belanda ke Indonesia pada akhir abad ke-16 adalah untuk mencari rempah-rempah.

Kekayaan rempah-rempah yang dimiliki Indonesia kemudian memicu persaingan antara Belanda dengan bangsa Eropa lain yang lebih dulu sampai di kepulauan nusantara.

Bahkan, ambisi mereka untuk menguasai rempah-rempah juga menimbulkan persaingan antarkelompok atau kongsi dagang dalam satu bangsa.

Namun yang terjadi pada anggota militer di Hindia Belanda sepanjang abad ke-19 hingga abad ke-20 justru hal yang 'mengerikan.'

Sumber: Intisari
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved