Berita Nasional
Nilai Tukar Rupiah Melemah Mendekati Rp 15 Ribu Per Dollar AS, Pemerintah Harus Waspada
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS semakin melemah dan mendekati level Rp 15.000 per dollar AS. Pada Senin (4/7/2022), rupiah melemah 29 poin ke pos
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS semakin melemah dan mendekati level Rp 15.000 per dollar AS.
Pada Senin (4/7/2022), rupiah melemah 29 poin ke posisi Rp 14.971 dari penutupan hari sebelumnya Rp 14.942 per dollar AS.
Sementara, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia(BI) melemah ke posisi Rp 14.970 per dollar AS dibandingkan hari sebelumnya Rp 14.956 per dollar AS.
"Untuk perdagangan besok (hari ini-Red), mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tapi ditutup melemah di rentang Rp 14.960 sampai Rp 15.020 dolar AS," kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi.
Menurutnya, penguatan dollar AS karena investor mencari keamanan seiring dengan kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global.
"Investor sekarang menunggu risalah dari pertemuan Fed pada Juni yang dijadwalkan pada hari Rabu. Ini hampir pasti terdengar hawkish, mengingat The Fed memilih untuk menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin," ujarnya.
Sentimen internal, Ibrahim menyebut, pelaku pasar terus menyoroti tingginya inflasi global yang berdampak terhadap inflasi di Indonesia.
"Tingginya inflasi bisa memberikan ketidakpastian dan mengganggu potensi pertumbuhan, sehingga pemerintah harus meningkatkan kewaspadaan dari kemungkinan kenaikan inflasi hingga akhir 2022," katanya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan sebesar 4,35 persen (yoy) pada Juni 2022, atau sedikit lebih tinggi dari proyeksi 4 persen plus minus 1 persen. Realisasi ini merupakan yang tertinggi sejak Juni 2017.
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menuturkan, inflasi Indonesia yang mencapai 4,35 persen pada Juni kemarin turut menekan pergerakan rupiah.
Pasalnya, kenaikan inflasi domestik tersebut mendorong ekspektasi potensi kenaikan suku bunga acuan BI.
"Kurs rupiah terhadap dollar AS diperkirakan akan berada pada rentang Rp 14.850 hingga Rp 14.950," ucapnya.
Terpisah, dampak dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, kata Ekonom CORE Indonesia, Piter Abdullah bisa mempengaruhi perekonomian nasional. Investasi asing yang masuk ke Indonesia bisa berkurang dan kemudian menekan pertumbuhan ekonomi.
"Pelemahan rupiah bisa meningkatkan risiko investasi sekaligus menurunkan masuknya investasi asing ke Indonesia. Pelemahan rupiah juga meningkatkan potensi inflasi di Indonesia," terangnya.
Inflasi Indonesia bisa meningkat lebih besar dan memangkas daya beli masyarakat. Ujungnya menahan konsumsi dan pertumbuhan ekonomi," kata tambah Piter.
IHSG melemah
Setali tiga uang, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga tak mampu bangkit dari zona merah, dan berakhir melemah pada penutupan perdagangan sesi II di Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin. IHSG ditutup melemah 2,28 persen pada level 6.639,172.
Melansir RTI, terdapat 109 saham yang hijau, 460 saham merah, dan 119 saham lainnya stagnan. Jumlah transaksi mencapai Rp 11,9 triliun, dengan volume 19,2 miliar saham.
Saham yang menahan indeks antara lain GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) turun 6,49 persen, Ace Hardware Indonesia (ACES) turun 6,45 persen, dan Ever Shine Tex (ESTI) turun 6,3 persen.
Emiten yang mencatatkan kenaikan paling tinggi pada sesi perdagangan kemarin ialah Pelangi Indah Canindo (PICO) yakni sebesar 34,04 persen, Harapan Duta Pertiwi (HOPE) naik 20,61 persen, dan Indo Pureco Pratama (IPPE) naik 11,36 persen.
Berbeda dengan IHSG, tiga bursa utama Asia, yakni Nikkei, Shanghai Komposit, dan Straits Times mengalami penguatan masing-masing sebesar 0,84 persen, 0,53 persen, dan 0,76 persen. Adapun bursa Hong Kong, Hang Seng Index mengalami penurunan sebesar 0,13 persen.
Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan mencermati, IHSG ditutup melemah cukup signifikan sejak awal sesi perdagangan.
Pelemahan itu dipicu oleh ekspektasi kenaikan suku bunga BI di bulan ini setelah rilis data inflasi tercatat naik akhir pekan kemarin. Selain itu, tidak banyak sentimen pendorong awal pekan ini.
Untuk perdagangan Selasa (5/7), IHSG diprediksi berbalik menguat dengan level support di 6.537 hingga 6.435. Sementara level resistance-nya 6.762 hingga 6.885.
"Secara teknikal candlestick membentuk hanging man dengan indikator stochastic yang sudah memasuki area oversold mengindikasikan potensi rebound dalam jangka pendek," jelasnya dalam riset, Senin (4/7).
Adapun, penguatan diperkirakan bersifat sementara dikarenakan minimnya sentimen, serta kekhawatiran akan inflasi dan kenaikan suku bunga.
Sementara itu, CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya mencermati, IHSG saat ini masih dibayangi gelombang tekanan yang terlihat belum akan berakhir. Minimnya sentimen dari luar maupun dalam negeri belum dapat memberikan warna terhadap pola gerak IHSG.
"Sedangkan penantian terhadap rilis data kinerja emiten masih membuat investor wait and see dalam menyikapi pola gerak IHSG," jelasnya dalam riset, Senin (4/7).
William memperkirakan, IHSG masih akan mengalami tekanan. IHSG diprediksi bergerak di kisaran level 6.589 hingga 6.888 pada Selasa.
Adapun, beberapa saham yang dicermatinya ada ASII, TLKM, BBRI, ICBP, JSMR, UNVR, TBIG, BBCA, dan GGRM.(Tribun Network/sen/wly/Kontan/Kenia Intan/TRIBUN JATENG CETAK)