Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Polisi Papua Nugini Temukan Uang Tunai Rp 6,6 Miliar di Tengah Pemilu, PM James Klaim Uang Legal

Mospal Marape, anak Perdana Menteri (PM) Papua Nugini James Marape, sempat ditangkap polisi terkait temuan uang itu.

Editor: Vito
ISTIMEWA/TAMBIJR_4RMPNG via TWITTER
Koper penuh uang tunai senilai 1,56 juta kina (setara Rp 6,6 miliar) ditemukan polisi Papua Nugini di tengah gelaran pemilu di negara itu. 

Mengingat Ipwenz menjalankan proyek senilai 100 juta kina, dia menambahkan, uang di dalam koper itu bukan uang besar.

Seorang petugas polisi yang terlibat dalam penangkapan, yang tidak berwenang untuk berbicara dalam rekaman tersebut menuturkan, polisi menerima informasi tentang pengiriman uang tersebut.

"Kami menghentikan dan menggeledah mobil, dan pengemudi yang diduga melindungi kopernya, sehingga ketika kami menggeledah kami menemukan uang tunai dalam jumlah besar," kata petugas itu.

“Kami harus menanyai dan menahan mereka selama beberapa jam, dan kemudian (kami membebaskan) mereka dengan uang tunai, karena mereka memiliki alasan yang sah, sehingga kami tidak dapat menuntut mereka,” terangnya.

Adapun, pemungutan suara dalam pemilihan nasional Papua Nugini dimulai pada Senin (4/7), dan akan berlanjut selama 3 minggu. Hasilnya diharapkan diumumkan pada akhir Juli.

Ada kekhawatiran tentang kekerasan terkait dengan pemilu di Papua Nugini. Sejauh ini setidaknya 30 orang telah tewas dalam kekerasan terkait dengan pemilu Papua Nugini sejak Mei.

Sebelum pemilu 2017, lebih dari 200 orang tewas selama kampanye, pemungutan suara, penghitungan suara. Pemilihan tahun ini mengadu PM James Marape melawan mantan PM Peter O'Neill.

James menjabat sebagai menteri keuangan O'Neill sebelum mengundurkan diri pada 2019. Setelah perebutan kekuasaan selama sebulan, O'Neill mengundurkan diri sebagai PM, dan James mengambil alih.

Dia berkuasa dengan janji untuk memberantas korupsi dan merevitalisasi ekonomi, dan berjanji untuk menjadikan Papua Nugini sebagai “negara Kristen kulit hitam terkaya” di dunia.

Pemerintahannya berhasil memperkenalkan reformasi di industri pertambangan dan sumber daya yang menguntungkan di negara itu.

Akan tetapi, kurangnya peluang ekonomi yang terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya, termasuk pandemi covid-19, telah menyebabkan frustrasi besar di antara banyak pemilih. (Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved