Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Gempa Bumi

Rentetan 14 Kali Gempa Terjadi di Selatan Jawa Timur Sejak Pagi 9 Juli 2022, Pertanda Gempa Besar?

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menyebut sudah terjadi 14 kali gempa di Selatan Jawa Timur sejak pagi ini

Penulis: galih permadi | Editor: galih permadi
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Ilustrasi gempa bumi. Kerusakan akibat gempa bumi yang melanda, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018). Gempa bermagnitudo 7,4 mengakibatkan ribuan bangunan rusak dan sedikitnya 420 orang meninggal dunia. 

Bencana itu pun berhubungan atau disebabkan oleh air laut.

"Kalau untuk bencana sendiri lu liat untuk Indonesia kita gimana?" tanya Denny.

"Tahun depan 2022, Aceh, Sulawesi, Banten, Sulawesi Utara, lalu ada Lhouksumawe. Semua ini ada hubungannya sama laut," ucap Gumay.

Denny kemudian menananyakan lokasi bencana paling besar.

Lalu Gumay menjawab jika bencana paling seram ada di Sulawesi Utara.

"Yang seram itu yang aku tangkap di Sulawesi. Jadi kalau misalkan tinggal di rumah di pinggiran dekat laut, ada baiknya ya gimana caranya pindah dulu. Kalau nggak pindah mungkin gimana caranya komunikasi dengan pemerintah setempat," papar Gumay.

Sontak banyak netizen yang berkomentar jika ramalan Hard Gumay hampir tepat.

Terlebih sebelumnya juga sempat terjadi gempa di Kabupaten Mamuju, Sulbar pada Rabu (8/6/2022).

Sehingga banyak yang menyebar pesan ramalan tentang terjadinya gempa susulan atau bencana lagi.

Pesan berantai yang beredar itupun mengatakan jika akan ada gempa susulan lagi seperti yang terjadi pada Januari 2021 di Mamuju.

Menanggapi hal ini, Koordinator Bidang Mitigasi Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono pun ikut angkat bicara.

Daryono meminta supaya masyarakat tidak mudah percaya dengan peramal dan pesan berantai yang beredar.

"Kepada saudara-saudara saya di Mamuju, dan sekitarnya, mohon dengan sangat jangan pernah percaya dengan ramalan gempa yang akan terjadi di Mamuju sekitar Magnitudo 6.

Jangan pernah percaya dengan peramal gempa. Hingga saat ini belum ada sains dan teknologi yang mampu meprediksi dengan tepat dan akurat kapan gempa akan terjadi," ujar Daryono yang disampaikan melalui akun Facebooknya.

Selain itu, Daryono juga mengatakan jika masyarakat tidak perlu mengevakuasi diri dari gedung tinggi jika terjadi gempa dengan kekuatan di bawah 5,0 Magnitudo.

Evakuasi dibutuhkan jika gempa memiliki kekuatan 5,0 Mg karena bisa merusak bangunan.

Ia juga berpesan kepada masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved