Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Turunnya Harga Bawang Merah di Ungaran Semarang Tak Terlalu Berdampak Bagi Penjual

Turunnya Harga Bawang Merah di Ungaran Semarang Hari Ini Tak Terlalu Berdampak Bagi Penjual, Masduki Pedagang Pasar Babadan Keluhkan Omzet Masih Turun

tribunjateng/dok
ilustrasi bawang merah 

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Turunnya harga bawang merah di Ungaran, Kabupaten Semarang per Kamis (14/7/2022) hari ini, ternyata masih belum terlalu berdampak baik pada pedagang pasar.

Sebagai informasi, harga bawang merah di Pasar Bandarjo dan Pasar Babadan Ungaran turun hingga berkisar antara Rp 60 ribu, sedangkan pada Rabu (13/7/2022) masih berkisar antara Rp 70 ribu hingga Rp 80 ribu.

Berdasarkan penuturan seorang pedagang di Pasar Babadan, Masduki, ia masih belum merasakan dampak turunnya harga bawang, misalnya jumlah pembelian yang meningkat atau penambahan omzet.

“Sejak melonjak tinggi, bawang merah di tempat saya hanya laku 3 kilogram per harinya, padahal biasanya 10 kilogram lebih bisa laku,” ujarnya kepada Tribunjateng.com.

“Hari turun masih sama saja, belum terasa karena hari ini juga laku 3 kilogram,” imbuhnya.

Dari penjualan bawang merah itu, ia mengaku mengambil untung sekitar Rp 5 ribu per kilogramnya.

Sehingga bila bawang merah di kiosnya hanya laku 3 kilogram, itu artinya ia hanya mendapatkan keuntungan sekitar Rp 15 ribu, dibanding biasanya jika laku 10 kilogram ia bisa meraih keuntungan sekitar Rp 50 ribu per harinya.

“Turunnya sampai 70 persen omzet bawang merah saya.

Menurut Masduki, jika penjualan bawang merahnya bisa kembali laris, paling tidak harga per kilogramnya harus di bawah Rp 50 ribu.

“Patokannya seharga itu, jika masih di atas Rp 50 ribu ya masih dianggap mahal.

Harusnya ya sekitar Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu itu umumnya pembeli mau membeli,” imbuhnya.

Sementara itu, pedagang lain di Pasar Bandarjo Ungaran, mengatakan bahwa dirinya terpaksa menghentikan pasokan bawang merah atau untuk sementara tidak menjualnya.

“Kalau pas naik saya tidak jual, untuk menutupi pendapatan saya.

Turun pun kalau segitu masih tetap mikir-mikir,” kata M Farid Jawahir kepada Tribunjateng.com.

Sementara itu, Dita, seorang ibu rumah tangga di Kabupaten Semarang mengaku bahwa kenaikan dan penurunan harga bawang merah tersebut tidak terlalu mengganggu kondisi dapurnya.

“Ini memang mahal, tapi karena kami butuh jadi tetap beli. Paling tidak dikurangi, misalnya beli setengah kilo, ini hanya seperempat dan pemakaiannya dikurangi.

Misalnya biasanya membuat telur dadar saja pakai bawang merah, tapi kali ini tidak usah dahulu,” katanya. (*)

Baca juga: Kemenkop-UKM Tolak Rencana Pengawasan Koperasi oleh OJK

Baca juga: Ganjar Turunkan Tim Tangani Banjir di Pati; Tolong Orangnya, Tanggul Jebol Diperbaiki

Baca juga: Kecelakaan di Sragen : 2 Kecelakaan di Jalan Raya Sragen-Ngawi, Ada 4 Korban Satu Meninggal Dunia

Baca juga: Predator PSIS Carlos Fortes Absen Hadapi RANS di Partai Pembuka Liga 1 2022/2023

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved