Berita Internasional
5 Negara Eropa Rasakan Dampak Gelombang Panas Ekstrem, Sungai hingga Waduk Mengering
Lima negara di Eropa merasakan dampak gelombang panas ekstrem. Situasi yang belum terjadi, seperti kebakaran hebat hingga kekeringan sungai dan waduk
TRIBUNJATENG.COM - Lima negara di Eropa merasakan dampak gelombang panas ekstrem, sebagaimana dilansir Politico, Sabtu (16/7/2022). Situasi yang belum terjadi, seperti kebakaran hebat hingga kekeringan sungai dan waduk menjadi ketakutan tersendiri.
Portugal
Kebakaran telah berkobar di beberapa daerah sejak pekan lalu di Portugal, dengan hampir 250 kebakaran baru dilaporkan pada Jumat dan Sabtu.
Suhu di Lous, yang terletak di wilayah Portugal tengah, mencapai rekor 46,3 derajat Celsius pada Rabu (13/7).
Pemerintah telah mengumumkan peringatan merah di 16 dari 18 distrik dengan lebih dari seratus kota dengan risiko maksimum kebakaran pedesaan.
Perdana Menteri Portugal Antonio Costa membatalkan rencana kunjungan kenegaraan ke Mozambik, memilih tinggal di negaranya dan memantau kebakaran.
“Kami menghadapi situasi yang hampir belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal meteorologi,” kata Komandan Nasional Perlindungan Sipil Andre Fernandes.
---
Spanyol
Hampir setengah dari wilayah hutan Sierra de la Culebra, sebuah pegunungan di barat laut Spanyol, telah terbakar. Peristiwa tersebut menjadikannya kebakaran terbesar yang tercatat dalam sejarah Spanyol.
Bahkan sejumlah kawasan di Figueruela de Arriba, api masih menyala.
Di dekat Costa del Sol, yang merupakan tujuan wisata populer, sekitar 2.300 orang harus melarikan diri dari kebakaran hutan yang telah menyebar di pegunungan Sierra de Mijas.
Panas yang menyengat dan kurangnya curah hujan membuat kapasitas air di waduk-waduk di Spanyol hanya terisi 44,4 persen pada Rabu.
---
Italia
Sungai terpanjang di Italia, Po, telah mencapai rekor ketinggian air terendah setelah berbulan-bulan tanpa hujan lebat.
Membentang dari Pegunungan Alpen hingga Laut Adriatik, Sungai Po telah menjadi sumber air yang vital digunakan untuk minum, irigasi, dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Di wilayah Piedmont di Italia utara, lebih dari 170 kotamadya telah mengeluarkan, atau berencana untuk mengeluarkan peraturan tentang konsumsi air.
Siapa pun yang kedapatan menggunakan air untuk irigasi taman umum atau pribadi, mencuci halaman atau mobil, dapat didenda hingga 500 euro.
Pemerintah Italia yang tertatih-tatih telah mengumumkan keadaan darurat di sebagian besar wilayah utara.
---
Perancis
Di Perancis, lebih dari 10.000 orang telah dievakuasi dari daerah di barat daya negara itu, saat kebakaran terjadi di departemen Gironde. Menurut media lokal, tiga kebakaran besar masih aktif dan lebih dari 5.000 hektare lahan telah terbakar.
Pada Sabtu, departemen meteorologi memperpanjang peringatan gelombang panas oranye ke 38 departemen, dari Brittany ke Cote d'Azur.
Anggota parlemen Perancis dari Parta Hijau, Melanie Vogel mengetwit bahwa suhu permukaan tanah mencapai 59 derajat Celsius di Spanyol, dan 48 derajat Celsius di Perancis selatan.
“Ini bukan hanya musim panas. Ini adalah neraka dan akan segera menjadi akhir dari kehidupan manusia jika kita melanjutkan aki iklim kita,” ujar Vogel.
---
Inggris
Sejumlah pejabat pemerintah di Inggris memperingatkan bahwa negara itu harus bersiap menghadapi hari-hari terpanas dalam sejarahnya pada Senin (18/7) dan Selasa (19/7). Suhu saat dua hari tersebut kemungkinan mencapai rekor 40 derajat Celsius.
Kantor Meteorologi Inggris mengeluarkan peringatan merah pertama untuk panas luar biasa, yang berarti orang sehat, bukan hanya yang rentan, bisa rentan terhadap penyakit dan kematian.
Rapat kabinet darurat diadakan pada Sabtu untuk membahas gelombang panas. Juru Bicara Kantor Meteorologi Inggris Grahame Madge mendesak orang-orang dengan kerabat atau tetangga yang rentan untuk memastikan mereka melakukan tindakan yang sesuai. (Kompas.com/TRIBUN JATENG CETAK)