Berita Slawi
Prihatin Angka Stunting Tertinggi Kedua di Jateng, BKKBN Bersama Dewi Aryani Adakan Sosialisasi
Prihatin Angka Stunting di Kab.Tegal Tertinggi Kedua di Jateng, BKKBN Bersama Dewi Aryani Adakan Sosialisasi di Desa Kabunan
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Dalam upaya menurunkan angka stunting di Kabupaten Tegal yang menurut hasil studi status gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, prevalensi stunting anak balita mencapai 28 persen. Angka tersebut tertinggi nomor dua di Jawa Tengah setelah Kabupaten Wonosobo.
Padahal presiden Joko Widodo (Jokowi), menargetkan penurunan angka stunting menjadi 14 persen di tahun 2024 mendatang.
Melihat permasalahan tersebut, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pusat, menyelenggarakan sosialisasi serta komunikasi informasi dan edukasi (KIE) program bangga kencana bersama mitra kerja. Berlokasi di Balai Desa Kabunan, Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten Tegal, Rabu (20/7/2022).
Adapun mitra kerja disini yaitu Anggota Komisi lX DPR RI, Dewi Aryani atau yang kerap disapa DeAr, Koordinator Bidang Adpin BKKBN Provinsi Jateng, Harlin Is Ambarwati, dan Kepala DP3AP2KB Kabupaten Tegal, Khofifah.
Tidak lupa, pada kegiatan sosialisasi kali ini juga mengundang kepala desa kabunan, warga, kader PKK, posyandu, dan unsur terkait lainnya.
Keterlibatan Dewi Aryani dalam kegiatan kali ini, mengingat komisi lX DPR RI merupakan mitra dari BKKBN yang tugasnya menangani kesehatan dan keluarga berencana.
Dalam sambutannya, DeAr mengungkapkan bahwa Desa Kabunan merupakan lokasi keempat yang ia datangi dari total 25 desa yang direncanakan sampai akhir tahun 2022.
Melalui kegiatan sosialisasi ini, diharapkan tahun 2023 mendatang tidak ada lagi bayi yang lahir dalam kondisi stunting.
Stunting diharapkan bisa berakhir, sedangkan yang sudah terkena stunting diberikan pengobatan serta pengawasan terutama untuk ibu hamil.
Pengawalan kepada ibu hamil sangat penting, tujuannya supaya saat melahirkan nanti bayi tidak mengalami kondisi stunting.
"Saya sangat prihatin mengetahui Kabupaten Tegal menduduki posisi kedua angka stunting tertinggi di Jateng. Tapi disini saya melihat banyak faktor yang mempengaruhi, satu yang paling dominan yaitu masalah kemiskinan. Hal ini saya ketahui karena sudah keliling ke banyak desa, ngobrol dengan ibu hamil dan rata-rata mereka tidak ada dana cukup untuk membeli makanan yang bergizi," ungkap DeAr, pada Tribunjateng.com, Rabu (20/7/2022).
Hal tersebut, dikatakan DeAr menjadi tantangan tersendiri khususnya bagi kepala daerah mulai Bupati, wakil bupati, dinas terkait, kepala desa, termasuk masyarakat.
Sehingga disini, ia menyarankan agar kepala desa membuat program revolusioner atau terobosan baru yang nantinya bisa membantu menurunkan angka stunting.
"Salah satu yang sudah saya sampaikan tadi yaitu seluruh desa diharapkan menanam buah-buahan di wilayah masing-masing memanfaatkan pekarangan yang tidak produktif. Nantinya kawasan buah desa ini, kami minta dilengkapi kolam ikan nila yang banyak gizi, pemeliharaan mudah, dan produktif. Harapannya setelah panen, bisa diberikan kepada warga tidak mampu baik ibu hamil, balita stunting, manula, dan lain-lain. Sehingga gizi bisa tercukupi dengan cara gotong royong," paparnya.
DeAr pun menegaskan bahwa presiden sudah menyuarakan tahun 2022 ini digunakan untuk percepatan penanganan stunting.