Puisi
Puisi Yang Utama ialah Hidup, Sekalipun Hidup Melarat Multatuli
Puisi Yang Utama ialah Hidup, Sekalipun Hidup Melarat Multatuli: Yang Utama ialah Hidup, Sekalipun Hidup Melarat Dua puluh gulden,
Penulis: Awaliyah P | Editor: galih permadi
Puisi Yang Utama ialah Hidup, Sekalipun Hidup Melarat Multatuli
TRIBUNJATENG.COM - Puisi Yang Utama ialah Hidup, Sekalipun Hidup Melarat Multatuli:
Yang Utama ialah Hidup, Sekalipun Hidup Melarat
Dua puluh gulden, alangkah banyak!
Selamat tinggal sastra,
Selamat tinggal Kopiist!
Nasibku malang, aku mati kelaparan,
Hatiku sedih, kesal dan geram,…
Dua puluh gulden dua bulan makan
Kalau aku punya sekian… ku pakai sepatu bagus
Ku makan makanan enak, lebih indah tempatku tinggal
Aku kan hidup senang…
Yang utama ialah hidup, sekalipun hidup melarat
Kejahatan memalukan, bukan kemiskinan
*) De Kopiist : nama majalah yang terbit di Betawi tahun 1842.
(Merupakan “sajak” yang memprotes kemiskinannya sendiri - Max Havelaar -, yang ditulis di belakang kwitansi. Kwitansi seharga 20 gulden itu merupakan harga berlangganan majalah “De Kopiist” – yang dilindungi pemerintah, di mana wang langganannya dibayarkan kepada kas negeri. Sajak berbahasa Belandanya hadir di halaman 185, terjemahannya ada di lampiran III, hlm. 352. Juga tanpa ada judul. )
(*)