Porprov 2023
Gelar Coffee Morning dengan Wartawan, KONI Jateng Tampung Masukan Jelang Porprov 2023
KONI Jawa Tengah menggelar 'Coffee Morning' dengan menghadirkan beberapa jurnalis.
Penulis: Franciskus Ariel Setiaputra | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - KONI Jawa Tengah menggelar 'Coffee Morning' dengan menghadirkan beberapa jurnalis peliput olahraga, di Kantor KONI Jateng, Kompleks Gelora Jatidiri Semarang, Jumat, (22/7/2022).
Hadir dalam kegiatan ini sebagai pembicara yakni ketua Bona Ventura Sulistiana, Waketum II Soedjatmiko, Waketum I Bamban

g Rahardjo, dan Bidang Humas dan Media, Darjo Soyat dan Sigit Pramono.
Agenda Coffee Morning ini juga untuk pertama kali diadakan di era kepemimpinan Bona Ventura sebagai Ketua KONI Jateng.
Bona menyebut, kegiatan ini akan terus dilakukan secara rutin. Hal itu selain untuk komunikasi silaturahmi dengan wartawan juga untuk memberikan penjelasan perkembangan dan kemajuan olahraga prestasi di Jawa Tengah.
Topik yang cukup intens dibahas dalam pertemuan ini yakni soal persiapan menghadapi Porprov 2023, kemudian soal mutasi atlet jelang event besar seperti Porprov, serta Pra PON tahun depan.
Dalam pertemuan ini, pimpinan KONI yang hadir menangkap cukup banyak masukan dari wartawan terkait agenda Porprov.
"Porprov 2023 kita agendakan jalan di Juli - September. Kenapa?, jangan sampai Porprov berbarengan dengan agenda Pra PON. sehingga ada selisih waktu," tegas Bona Ventura.
Porprov 2023 akan mempertandingkan 57 cabang olahraga (cabor), lebih banyak dibandingkan pada pelaksanaan Porprov 2018 yakni 49 cabor.
"Porprov 2023 akan digelar di Pati Raya, yakni Kabupaten Jepara, Kabupaten Pati, Kudus, Rembang, Blora, dan Grobogan," kata Bona.
"Ada beberapa nomor yang tidak bisa diselenggarakan di wilayah Pati Raya, sehingga harus diadakan di daerah lain seperti di Solo dan Semarang. Cabor-cabor yang dipertandingan di luar pati antara lain berkuda, golf, balap sepeda, dan arung jeram yang masih tahap finalisasi karena ada dua lokasi yang memang memenuhi standar nasional, " jelas Bona.
Sementara soal mutasi atlet yang biasanya memilih pindah ke daerah lain menjelang event-event besar seperti Pra PON misalnya, Bona berharap atlet-atlet Jateng tetap memperkuat Jawa Tengah. Sejauh ini memang belum ada sanksi tegas dari KONI Jateng, namun menurut Bona, pihaknya sudah merumuskan beberapa skema terkait konsekuensi jika ada atlet yang tetap memilih pindah.
Sementara menurut waketum II Soedjatmiko, perihal mutasi atlet memang wajar jika ada atlet yang ingin hengkang dan memilih untuk pindah ke daerah lain. Tapi perlu diperhatikan ada syarat-syarat yang perlu dipenuhi.
"Mutasi itu hak, tetapi mutasi itu harus memenuhi syarat. yg pertama adalah mutasi itu asas domisili. Selain itu, harus disahkan lagi di rapat kerja provinsi," kata Soedjatmiko.
Dia menjelaskan, gambaran awal untuk mutasi antara 12 - 18 bulan domisili.
"Memang, soal mutasi ini idealnya selama dua tahun atau 18 bulan. Tetapi, kami di KONI Jateng ingin pada saat Rapat Kerja Provinsi (Rakerprov) nanti, peserta bisa memberi masukan, ehingga keputusannya bisa diterima semua pihak,'' kata Soedjatmiko.
Adapun mengenai Rakerprov KONI akan diadakan pada Agustus mendatang, atau lebih cepat dari agenda sebelumnya yakni Desember 2022.
Sementara mengenai skema peliputan pada saat Porprov tahun depan juga dibahas dalam agenda ini agar seluruh pertandingan cabor bisa tercover lewat pemberitaan media. KONI Jateng berharap sinergi dengan media bisa terus berjalan dengan baik untuk kemajuan prestasi olahraga Jawa Tengah. (*)