Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Mutilasi di Ungaran

Kesaksian Ayah Korban Mutilasi di Ungaran, Setelah Beraksi Pelaku Temui Anak yang Dulu Tak Diakui

Aswirto ayah dari Kholidatunn'imah korban mutilasi di Ungaran berbagi kisah sedihnya diperlihatkan bagian tubuh sang anak.

Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: rival al manaf

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Aswirto ayah dari Kholidatunn'imah korban mutilasi di Ungaran berbagi kisah sedihnya diperlihatkan bagian tubuh sang anak.

Ditemui tribunjateng.com di rumahnya di Desa Cibunar, RT 01/RW 02, kelurahan Cibunar, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, Selasa (26/7/2022), ia masih menunggu kedatangan jenazah yang menurut kabar akan diberangkatkan dari Semarang pada hari ini, Selasa (26/7/2022).

Ditemui di rumah duka, Ayah korban, Aswirto, terlihat menyambut kedatangan tamu maupun tetangga yang datang untuk takziah atau mengucapkan bela sungkawa.

Raut kesedihan masih terlihat jelas di wajah pria 45 tahun tersebut. 

Meskipun sesekali berusaha tetap tersenyum ramah, bahkan tertawa, namun pancaran kesedihan tidak bisa dihilangkan.

Baca juga: Sadisnya Imam Sobari, Terungkap Ia Memotong Tubuh Korban di Kamar Mandi Selama 3 Hari Berturut-Turut

Baca juga: Alasan Imam Sobari Mutilasi Kholidatunnimah Warga Tegal Hingga 11 Bagian, Lokasi di Kos Semarang

Baca juga: 6 Fakta Pembunuhan Mutilasi yang Potongan Tubuhnya Ditemukan di Ungaran Semarang

Baca juga: Inilah Sosok Kholidatunnimah Tegal Korban Mutilasi di Semarang, Suami TKI di Taiwan

Ayah korban mutilasi di ungaran, Aswirto (kiri), saat ditemui dikediamannya dan sedikit bercerita mengenai peristiwa yang menimpa anak pertamanya. Berlokasi di Desa Cibunar, RT 01/RW 02, kelurahan Cibunar, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, Selasa (26/7/2022). 
Ayah korban mutilasi di ungaran, Aswirto (kiri), saat ditemui dikediamannya dan sedikit bercerita mengenai peristiwa yang menimpa anak pertamanya. Berlokasi di Desa Cibunar, RT 01/RW 02, kelurahan Cibunar, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, Selasa (26/7/2022).  (Tribun Jateng/ Desta Leila Kartika)

 

Tangis Aswirto pun pecah, saat bercerita mengenai musibah yang menimpa sang anak tercinta kepada camat, kepala desa, dan beberapa pengangkat desa yang datang termasuk ke rekan media.

Diketahui korban mutilasi yang potongan tubuhnya ditemukan di beberapa lokasi di daerah Ungaran, bernama Kholidatunn'imah warga Desa Cibunar, RT 01/RW 02, kelurahan Cibunar, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal. 

Sedangkan pelaku mutilasi diketahui bernama Imam Sobari, dan masih tinggal di desa yang sama dengan korban yaitu Desa Cibunar, RT 02/RW 02, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal.

Aswirto bercerita, awalnya ia dan keluarga tidak diberitahu tentang apa yang menimpa sang anak.

Pihak Polres Ungaran hanya menjemput ke rumah, tapi tidak secara jelas mengatakan apa tujuannya.

Kemudian setelah sampai di rumah sakit Bhayangkara Semarang, barulah disana Aswirto diambil darah, dan tidak lama kemudian diberitahu oleh pihak Polres Ungaran bahwa sang anak menjadi korban mutilasi.

Mengetahui peristiwa yang terjadi, ditambah Aswirto ditunjukkan organ tubuh sang anak yaitu dua buah tangan, saat itu juga ia langsung lemas, terjatuh, dan nyaris pingsan.

Sebagai seoarang ayah, Aswirto mengaku sangat terpukul, shock, saat melihat sang anak hanya ada dua buah tangannya saja. 

"Saya terakhir kontak dengan anak sekitar tanggal 17 Juli lalu."

"Kebetulan anak saya bekerja di salah satu perusahaan garmen di Ungaran, sudah lama sekitar enam tahunan."

"Anak saya juga jarang pulang, dalam artian paling semisal ada perlu."

"Sebenarnya juga kemarin itu mau pulang karena mau mengurus SKCK, tapi ya belum sempat pulang malah kejadian ini," ungkap Aswirto, pada tribunjateng.com, Selasa (26/7/2022).

Bahkan Aswirto menyebut, pelaku mutulasi alias Imam Sobari, setelah melakukan aksi kejinya sempat main ke rumah korban tepatnya pada Minggu (24/7/2022). 

Alasan pelaku main ke rumah korban, karena ingin menemui anaknya yang merupakan hasil hubungan di luar nikah dengan korban. 

Tapi saat pelaku datang ke rumah korban, Aswirto tidak ada di rumah karena sedang mencari keberadaan sang anak yang sudah beberapa hari hilang kontak. 

Kemudian adik dari korban yaitu anak Aswirto yang nomor dua, menelepon memberitahu bahwa pelaku Imam Sobari sedang ada dirumahnya. 

Setelah itu, Aswirto langsung meminta pelaku untuk menunggu di rumah karena ingin menanyakan keberadaan sang anak.

6 Fakta Pembunuhan Mutilasi yang Potongan Tubuhnya Ditemukan di Ungaran
6 Fakta Pembunuhan Mutilasi yang Potongan Tubuhnya Ditemukan di Ungaran (KOLASE TRIBUNJATENG)

Dan saat itu Imam mengiyakan akan menunggu. 

Tapi setelah Aswirto sampai di rumah, pelaku sudah tidak ada di rumah dan berusaha kabur atau menghindar. 

"Harapan saya mewakili keluarga dan sebagai seoarang Ayah, tentu menginginkan pelaku dihukum seberat-beratnya atau hukuman mati."

"Karena saya kurang baik apa dengan pelaku ini, dia berbuat salah saya tetap baik, main ke rumah tetap saya sambut baik, kekurangan apapun saya kasih, ingin menemui anaknya saya izinkan, tapi malah berbuat keji kepada anak saya," harapnya. 

Diceritakan fakta, bahwa dulunya saat korban masih sekolah sempat menjalin kasih (pacaran) dengan pelaku. 

Kemudian terjadilah hubungan diluar nikah yang membuat korban ini hamil anak pelaku. 

Keluarga korban berusaha mencari jalan tengah atau dengan meminta baik-baik supaya pelaku mau bertanggungjawab, tapi saat itu pelaku menolak, dan keluarga pelaku juga menolak. 

Bahkan sampai enam kali keluarga korban meminta pertanggungjawaban, tetap tidak direspon sampai akhirnya mengambil jalur hukum dengan melapor ke polisi. 

Sampai akhirnya pelaku mendapat ancaman hukuman selama 10 tahun penjara, tapi karena dapat potongan masa tahanan akhirnya pelaku dipenjara selama enam tahun. 

Dikatakan, pelaku dipenjara sekitar tahun 2013 kemudian keluar penjara belum lama ini atau saat lebaran Idul Fitri kemarin. 

"Kalau menurut saya dan sesuai informasi yang didapat juga, jadi pelaku menemui anak saya karena ingin mengajak menikah."

"Padahal posisi anak saya sudah menikah. Kemungkinan pelaku ini memaksa, tapi anak saya tidak mau, akhirnya terjadilah seperti itu."

"Tapi ya tetap ada unsur dendam kalau menurut saya. Statusnya pelaku ini mantan pacar anak saya," ujarnya.

Sementara untuk suami korban, dikatakan Aswirto saat ini sedang bekerja pelayaran di Taiwan. 

Mengingat lokasi berada di laut, maka pihak keluarga belum bisa memberitahu sang suami mengenai apa yang menimpa korban sampai saat ini.

Adapun korban dan suami sudah menikah sejak dua tahun lalu, tapi belum memiliki anak.

Sehingga saat ini, korban memiliki satu anak dari hasil hubungannya di masa lalu dengan pelaku.

Anak korban berusia enam tahun, berjenis kelamin laki-laki, dan untuk keamanan sekarang ini posisi sang anak sementara dititipkan di rumah saudara yang lain.

"Jadi saat pelaku ditangkap pada Minggu itu, saya posisi masih di Ungaran."

"Nah sebelumnya pelaku ini kan datang ke rumah, kalau feeling saya pelaku ini sudah curiga karena kan polisi beberapa kali ke rumah saya."

"Saya jujur tidak ada pikiran misal Imam ini pelaku nya, tidak ada kecurigaan sama sekali, makannya saya pas awal tahu dari Polres Ungaran ya tidak menyangka juga," ujarnya.

Adapun sampai saat ini, dari pihak keluarga pelaku yang notabennya masih satu desa belum ada yang datang ke rumah duka.

Nampak depan rumah keluarga korban mutilasi Ungaran, Kholidatunn'imah, berlokasi di Desa Cibunar, RT 01/RW 02, kelurahan Cibunar, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, Selasa (26/7/2022)
Nampak depan rumah keluarga korban mutilasi Ungaran, Kholidatunn'imah, berlokasi di Desa Cibunar, RT 01/RW 02, kelurahan Cibunar, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, Selasa (26/7/2022) (Tribun Jateng/ Desta Leila Kartika)

Baca juga: Jasad Tertindih Kendaraan, Tim SAR Butuh 5 Jam Evakuasi Korban Mobil Terjun di Danau Papua Barat

Baca juga: Ratusan Buruh Pabrik Rokok di Batang Terima BLT Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau

Baca juga: Mencermati Pasal-pasal Krusial RUU KUHP bersama Dr Junaidi Ahli Hukum Tata Negara USM

Baik orangtua pelaku, saudara pelaku, dan lain-lain belum ada yang datang berbelasungkawa.

Diketahui, pelaku merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dan semuanya laki-laki.

Sedangkan profesi orangtua pelaku adalah buruh serabutan tapi lebih ke bertani di sawah.

Tapi menurut salah seorang warga yang ada di rumah korban, ia mengatakan bahwa kedua orangtua pelaku sudah mengetahui atas apa yang diperbuat oleh sang anak, dan semuanya shock tidak menyangka. (dta)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved