Liputan Khusus
Permintaan Gas Subsidi Meningkat, Pemda Pastikan Pasokan dari Pertamina masih Cukup
Pemerintah telah menaikkan harga LPG nonsubsidi 5,5 kg dan 12 kg berlaku sejak 10 Juli 2022. Sedangkan harga gas subsidi ukuran 3 kg (gas melon) tidak
"Menurut mereka kualitas gasnya beda dari ukuran 3 kg. Ada yang sudah nyoba buat merebus lebih cepat yang pink," tuturnya.
Dia menjalani usaha ini selama 8 tahun, Pangkalan Teguh Jaya mendapat stok dari agen PT. Serayu Agung Lestari dan melayani lingkup wilayah Sumpiuh.
Permintaan meningkat
Di Blora, pasokan dan permintaan gas subsidi maupun nonsubsidi masih stabil. "Masih aman lah sejauh ini,” kata Yati, Humas PT. Karangjati Citra Usaha Abadi, Minggu (24/7).
Dikatakannya, untuk alokasi bulan juli 2022 agennya ada 71.680 tabung LPG 3 kg dengan per harinya 2.800 tabung.
“Harga jual ke pangkalan Rp 14.250 /tabung. Harga tebus agen Rp 11.600/tabung,” ungkapnya.
Wilayah penyaluran, lanjut Yati, di Kabupaten Blora, mulai Kecamatan Cepu, Kecamatan Jiken, Kecamatan Jepon, Kecamatan Blora, Kecamatan Ngawen, Kecamatan Todanan, Kecamatan Kunduran dan Kecamatan Banjarejo. Yati menjelaskan agen PT. Karangjati Citra Usaha Abadi hanya menaungi untuk LPG 3 kg.
Sedangkan yang nonsubsidi bright gas 5,5 kg dan 12 kg dibawah Agen LPG NPSO/PT. Migasta Yasmudini Warga Mandiri yang berkantor di Jl. Sumodarsono No. 60 Blora berada satu kompleks dengan yang agen 3 kg.
“Untuk alokasi LPG bright gas 5,5 kg dan 12 kg : bebas /sesuai permintaan,” ujarnya.
Harga saat ini jual ke pelanggan untuk LPG 12 kg Rp 213.000, dan untuk LPG 5,5 kg Rp 100.000 per tabung," terangnya. Penjualan nonsubsidi area Wilayah Blora, Rembang dan Purwodadi.
Yati mengakui permintaan gas melon 3 kg mengalami peningkatan.
"Karena permintaan meningkat, kami bagi rata ke pangkalan. Dari yang semula tiga mendapat dua. Biar semua mendapatkannya," terang Yati.
Meski harga nonsubsidi naik, pihaknya masih meminta tambahan alokasi walaupun dengan harga yang naik.
“Harapannya kita meminta tambahan alokasi, dengan naiknya harga ini pun tidak masalah,” harapnya.
Menurutnya, hal ini juga berpengaruh dengan daya beli masyarakat. “Kalau dari masyarakat juga sangat berpengaruh, tapi kita manut sama pusat,” ujarnya. Diterangkannya, untuk pangkalan sudah ada ploting dan sudah ada jatahnya.
“Satu pangkalan hitungannya tabung dengan perjanjian awal kerjasamanya. Pertama kali dapatnya berapa, seminggu berapa, nggak tentu. Minimal satu pangkalan ada 20 tabung untuk yang subsidi,” terangnya.
Ia menuturkan, mewajibkan juga pangkalan harus menjual yang 5,5 kg dan 12 kg. (Tim-bersambung/TRIBUNJATENGCETAK)