Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Liputan Khusus

Permintaan Gas Subsidi Meningkat, Pemda Pastikan Pasokan dari Pertamina masih Cukup

Pemerintah telah menaikkan harga LPG nonsubsidi 5,5 kg dan 12 kg berlaku sejak 10 Juli 2022. Sedangkan harga gas subsidi ukuran 3 kg (gas melon) tidak

Editor: m nur huda
Tribun Jateng/Idayatul Rohmah
Aktivitas jual beli gas elpiji di toko jalan Wotgandul Semarang - Pemerintah telah menaikkan harga LPG nonsubsidi 5,5 kg dan 12 kg berlaku sejak 10 Juli 2022. Sedangkan harga gas subsidi ukuran 3 kg (gas melon) tidak naik harga. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemerintah telah menaikkan harga LPG nonsubsidi 5,5 kg dan 12 kg berlaku sejak 10 Juli 2022. Sedangkan harga gas subsidi ukuran 3 kg (gas melon) tidak naik harga.

Kenaikan harga gas subsudi ini dikhawatirkan pengguna elpiji nonsubsidi beralih membeli gas melon (subsidi). Padahal sesuai ketentuan, elpiji 3 kg subsidi ini untuk warga miskin.

Selain itu, dimungkinkan muncul pelaku tindak kejahatan, mengoplos gas subsidi 3 kg disedot dan dipindah ke tabung gas ukuran nonsubsidi, 5,5 kg dan 12 kg demi meraih keuntungan dari selisih harga. Hal-hal demikan pernah terjadi sebelumnya, pada saat pemerintah menaikkan harga elpiji nonsubsidi.

Tribunjateng.com melakukan penelusuran ke agen-agen, pengecer, penjual, dan pengguna elpiji nonsubsidi di beberapa daerah. Benarkah kekhawatiran tersebut sudah terjadi? Sebagai perbandingan harga di konsumen, gas elpiji 3 kilogram hanya Rp 19.000-Rp 20.000. Sedangkan elpiji (LPG) nonsubsidi 5,5 kilogram

seharga Rp 100.000. Dan harga gas 12 kilogram (nonsubsidi) mencapai Rp 213.000.

Wisnu seorang sub-agen LPG di Mranggen mengatakan, pasokan tabung gas subsudi maupun nonsubdi masih lancar dan mencukupi.

"Tapi memang ada peningkatan permintaan gas melon. Kalau yang tabung 5,5 kilogram saya nggak ada stok. Nggak ada yang beli. Khusus tabung gas melon (subsidi) kalau bukan pelanggan, harga saya naikkan. Dan stok selalu habis," kata Wisnu.

Stok Aman

Di Salatiga, realisasi penjualan dan harga-harga di agen sesuai pedoman yang diberikan oleh Pertamina. Pemilik agen gas LPG UD. Rakyat, Rudi Yuliawan mengatakan bahwa harga gas LPG nonsubsidi kini meningkat dua kali dari harga sebelumnya.

"Gas LPG 5.5kg dan 12kg itu mengikuti harga pasar, termasuk mengikuti dollar,” kata Rudi kepada Tribunjateng.com, Senin (25/7/2022). Menurut Rudi, subsidi dari pemerintah untuk rakyat, menjadi lebih besar, karena harga BBM di dunia juga mengalami kenaikan dampak perang Rusia-Ukraina.

"Semua sudah disebutkan di dalam gas tabung melon, tulisannya sudah jelas hanya untuk rakyat miskin," kata Rudi.

Dengan naiknya harga gas nonsubsidi, saat ini, pembelian gas subsidi (melon) di Salatiga mengalami peningkatan.

"Sebenarnya pengaruhnya hanya sedikit saja dan masih aman sampai saat ini,” katanya.

Pihaknya menghimbau kepada masyarakat mampu agar tidak memakai gas melon.

“Kita sebagai mitra Pertamina selalu menghimbau kepada masyarakat yang cukup dan mampu, tolonglah jangan pakai gas 3kg,” tandasnya.

Harga gas LPG 12 dalam satu tahun mengalami kenaikan sebanyak dua kali.

"Sebelumnya itu harganya Rp 140 ribu menjadi Rp 190 ribu dan sekarang naik lagi mencapai Rp 213 ribu. Itu pedoman harga sampai ke konsumen," paparnya.

Rudi mengakui, saat ini stok gas LPG subsidi di Salatiga masih cukup.

Dalam sebulan, Rudi mendapat pasokan LPG subsidi sebanyak 60 ribu tabung gas (melon). Dan juga dipasok LPG nonsubsidi sebanyak 5 ribu tabung gas.

Pengawasan Ketat

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyumas, memastikan bahwa Pertamina menjamin ketersediaan gas subsidi sesuai alokasi yang sudah ditetapkan.

Didik Haridik, Sub Koordinator Seksi Informasi, dan Promosi Dagang Disperindag Banyumas mengungkapkan, sosialisasi kepada masyarakat juga dilakukan untuk bijak menggunakan LPG sesuai dengan kondisi perekonomian masing-masing.

Hal ini ditujukan agar pengadaan gas subsidi benar-benar tepat sasaran khusus untuk masyarakat miskin saja. Selain itu ada beberapa pengawasan pada pangkalan dan agen LPG sesuai dengan jatahnya.

"Di Banyumas ada 25 agen gas, dan 1.000 pangkalan yang masing-masing punya penyalur resmi," ungkap Didik.

Hingga saat ini ada sebanyak 3 agen baru yang diadakan untuk mengcover daerah-daerah yang belum terdapat pangkalan di wilayah Banyumas. Agen gas sudah merata dan kebanyakan berada di Purwokerto. Wilayah jangkauan dari agen-agen tersebut termasuk luas.

Bila nantinya ada indikasi mengarah kepada kecurangan, Dinperindag Kabupaten Banyumas akan melakukan pengawasan lebih ketat dan berkala bersama pihak kepolisian.

"Sampai saat ini belum ada indikasi yang mengarah pada kecurangan," ungkapnya.

Pantauan Tribunjateng.com di Pangkalan Teguh Jaya di Jalan Raya Sumpiuh, Banyumas, stok gas masih cukup dan tidak langka. Yusron selaku pemilik pangkalan tersebut mengatakan setiap pengiriman gas di pangkalannya selalu habis.

"Pengiriman setiap Rabu dan Senin, totalnya sekitar 500 tabung gas," ungkapnya.
Yusron mengatakan meski tabung berwarna pink ukuran 5,5 kg dan 12 kg mengalami kenaikan tetapi pelanggannya tidak beralih ke tabung gas subsidi. "Sementara nggak ada yang beralih ke gas 3 kg masih tetap bertahan," ungkapnya.

Pelanggannya yang menggunakan tabung gas non subsidi kebanyakan para pengusaha seperti ayam potong.

"Menurut mereka kualitas gasnya beda dari ukuran 3 kg. Ada yang sudah nyoba buat merebus lebih cepat yang pink," tuturnya.

Dia menjalani usaha ini selama 8 tahun, Pangkalan Teguh Jaya mendapat stok dari agen PT. Serayu Agung Lestari dan melayani lingkup wilayah Sumpiuh.

Permintaan meningkat

Di Blora, pasokan dan permintaan gas subsidi maupun nonsubsidi masih stabil. "Masih aman lah sejauh ini,” kata Yati, Humas PT. Karangjati Citra Usaha Abadi, Minggu (24/7).
Dikatakannya, untuk alokasi bulan juli 2022 agennya ada 71.680 tabung LPG 3 kg dengan per harinya 2.800 tabung.

“Harga jual ke pangkalan Rp 14.250 /tabung. Harga tebus agen Rp 11.600/tabung,” ungkapnya.

Wilayah penyaluran, lanjut Yati, di Kabupaten Blora, mulai Kecamatan Cepu, Kecamatan Jiken, Kecamatan Jepon, Kecamatan Blora, Kecamatan Ngawen, Kecamatan Todanan, Kecamatan Kunduran dan Kecamatan Banjarejo. Yati menjelaskan agen PT. Karangjati Citra Usaha Abadi hanya menaungi untuk LPG 3 kg.
Sedangkan yang nonsubsidi bright gas 5,5 kg dan 12 kg dibawah Agen LPG NPSO/PT. Migasta Yasmudini Warga Mandiri yang berkantor di Jl. Sumodarsono No. 60 Blora berada satu kompleks dengan yang agen 3 kg.

“Untuk alokasi LPG bright gas 5,5 kg dan 12 kg : bebas /sesuai permintaan,” ujarnya.

Harga saat ini jual ke pelanggan untuk LPG 12 kg Rp 213.000, dan untuk LPG 5,5 kg Rp 100.000 per tabung," terangnya. Penjualan nonsubsidi area Wilayah Blora, Rembang dan Purwodadi.

Yati mengakui permintaan gas melon 3 kg mengalami peningkatan.

"Karena permintaan meningkat, kami bagi rata ke pangkalan. Dari yang semula tiga mendapat dua. Biar semua mendapatkannya," terang Yati.

Meski harga nonsubsidi naik, pihaknya masih meminta tambahan alokasi walaupun dengan harga yang naik.

“Harapannya kita meminta tambahan alokasi, dengan naiknya harga ini pun tidak masalah,” harapnya.

Menurutnya, hal ini juga berpengaruh dengan daya beli masyarakat. “Kalau dari masyarakat juga sangat berpengaruh, tapi kita manut sama pusat,” ujarnya. Diterangkannya, untuk pangkalan sudah ada ploting dan sudah ada jatahnya.

“Satu pangkalan hitungannya tabung dengan perjanjian awal kerjasamanya. Pertama kali dapatnya berapa, seminggu berapa, nggak tentu. Minimal satu pangkalan ada 20 tabung untuk yang subsidi,” terangnya.

Ia menuturkan, mewajibkan juga pangkalan harus menjual yang 5,5 kg dan 12 kg. (Tim-bersambung/TRIBUNJATENGCETAK)

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved